JAKARTA, iNewsBatam.id - Berdasarkan penelitian dan pengalaman terhadap pekerja seks komersil (PSK) online, setidaknya terdapat 3 tipe PSK di Indonesia.
Psikolog Seks Kasandra Putranto menuturkan ada 3 tipe PSK di Indonesia. Ini senada dengan penelitian yang dilakukan Louise Brown, dosen Universitas Birmingham, Inggris yang menyebutkan PSK di Asia terbagi dalam tiga kategori.
Selain akibat perdagangan manusia atau human trafficking, ada dua tipe PSK online lainnya yang cara kerjanya tidak terbelenggu siapa pun.
Berikut 3 tipe PSK:
1. PSK yang dipaksa atau mengarah ke human trafficking dan bisa berkaitan dengan utang piutang.
2. PSK yang bekerja sukarela untuk memenuhi kebutuhan hidup primer dan menyalurkan hasrat seksual.
3. PSK yang bekerja sambilan atau sampingan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sekunder atau tersier dan menyalurkan hasrat seksual.
Melihat kondisi demikian, dia melihat faktor ekonomi tak serta-merta menjadi alasan seseorang terjun menjadi PSK. Mengutip dari peneliti University of British Columbia Mohammad Karamouzian, selain faktor ekonomi ada juga faktor kerentanan diri (vulnerability) yang menjadikan seseorang terjun ke bisnis esek-esek.
"Bagi individu yang menjual jasa seks biasanya mereka memiliki profil psikologis khas yang cukup rentan seperti memiliki riwayat luka dan trauma masa lalu, memiliki keadaan hidup yang sulit atau tak jarang beberapa juga sekadar ingin menyalurkan hasrat sekaligus mendapatkan keuntungan," ujar Kasandra, Selasa (2/11/2021).
Beberapa faktor pendukung lain yang mendukung seseorang menjual diri karena kesempatan terbatas dalam bekerja serta memiliki kondisi khusus seperti kondisi medis yang membutuhkan pengobatan dan pemenuhan kebutuhan lainnya untuk bertahan hidup.
Kasandra juga menyinggung kemajuan industri teknologi saat ini yang menjadikan sejumlah PSK bertransformasi dari konvensional menjadi online. Itu merupakan konsekuensi dari perubahan zaman.
"Prostitusi sudah ada sejak zaman dahulu dan ikut masuk dalam dunia online/cyber seperti kasus kriminalitas lain. Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih jalannya bisnis prostitusi online akan semakin mudah," ungkapnya.
Untuk mengurangi maraknya PSK online, menurut dia, rehabilitasi amat diperlukan terhadap orang yang mempraktikkan prostitusi baik online maupun konvensional.
Demi memutus jaringan PSK online, dia menyarankan edukasi terhadap pengguna jasa prostitusi online demi menghargai nilai-nilai keberhargaan manusia sehingga PSK tak lagi menjadi komoditas untuk diperdagangkan.
Cara ini dinilai dapat mengatasi masalah sosial khususnya PSK online. "Sementara kebijakan lokalisasi adalah sesuatu yang sulit diterima di era masa kini sebagai negara religious sehingga bukan merupakan pilihan bijaksana," kata Kasandra.
Editor : Hendra Zaimi
Artikel Terkait