JAKARTA, iNewsBatam.id - Bulan Januari menjadi bulan terpanas di dunia sejak pencatatan yang dimulai pada 1950. Hal tersebut diungkapkan Para ahli Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa.
Suhu terpanas sebelumnya juga tercatat terjadi pada januari 2020 lalu. Akan tetapi pada Januari 2024 ini melampaui suhu Januari sebelumnya.
Menurut para ilmuan, kenaikan suhu ini dipicu perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia serta fenomena cuaca El Nino.
Akibatnya, suhu permukaan air di bagian timur Samudera Pasifik naik yang memicu suhu menjadi lebih tinggi.
“Bukan hanya ini merupakan rekor terpanas di bulan Januari tapi kita juga baru mengalami periode 12 bulan dengan suhu lebih dari 1,5 derajat Celsius (1,7 derajat Celsius) di atas periode referensi pra-industri,” kata Wakil Direktur C3S, Samantha Burgess, dikutip dari Reuters, Kamis (8/2/2024).
Dia menambahkan pengurangan emisi gas rumah kaca secara cepat merupakan satu-satunya cara untuk menghentikan peningkatan suhu global.
Para ilmuwan Amerika Serikat sebelumnya mengatakan, tahun 2024 berpeluang manjadi 1 dari 3 tahun paling panas dibandingkan sebelumnya.
Bukan hanya itu, 2024 juga 99 persen berpeluang masuk dalam daftar 5 besar tahun terpanas sejak pencatatan.
Fenomena El Nino mulai melemah pada bulan lalu, namun para ilmuwan mengindikasikan fenomena tersebut bisa beralih ke La Nina yang lebih dingin pada akhir tahun ini.
Namun, rata-rata suhu permukaan laut global pada bulan lalu merupakan yang tertinggi sepanjang Januari. Banyak negara sepakat dalam Perjanjian Paris tahun 2015 untuk mencegah pemanasan global melebihi 1,5 derajat Celcius.
Tujunnya untuk menghindari dampak lebih parah dan tidak dapat diubah. Meski suhu bumi melonjak melebihi 1,5 derajat Celcius dalam 12 bulan, dunia belum melanggar target Perjanjian Paris yang mengacu pada suhu rata-rata global selama beberapa dekade.
Sumber: iNews.id
Editor : Johan Utoyo