get app
inews
Aa Read Next : Kanker Payudara Penyakit Paling Mematikan di Kalangan Wanita, Grup RS Siloam Fokus Program Skrining

Benarkah Pakai Bedak Bayi Mengandung Talc Bisa Bikin Kanker? Ini Faktanya!

Selasa, 16 Juli 2024 | 08:56 WIB
header img
Ilustrasi bedak bayi mengandung talc. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsBatam.id - Bedak bayi tabur yang mengandung talc belakangan ini menjadi sorotan karena diduga berisiko menyebabkan kanker.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat mengklasifikasikan talc sebagai kemungkinan karsinogenik bagi manusia. Baru-baru ini, bedak bayi Johnson & Johnson terbukti menjadi salah satu penyebab kanker ovarium.

Penelitian menunjukkan bahwa bedak tersebut tercampur zat berbahaya. Lalu, bagaimana dengan keamanan produk bedak tabur bayi yang mengandung talc yang beredar di Indonesia?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memberikan klarifikasi singkat. Mereka memastikan bahwa produk bedak tabur bayi yang beredar di Indonesia telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu.

Masyarakat diimbau agar tidak khawatir dengan risiko pemakaian bedak tersebut. “Sejauh ini, produk di Indonesia memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, dan mutu,” ujar Koordinator Humas BPOM RI, Eka Rosmalasari, saat dihubungi.

Sebagai informasi, pada tahun 2023 sempat ramai diberitakan bahwa bedak bayi Johnson & Johnson terbukti menjadi salah satu penyebab kanker ovarium. Hal ini diketahui setelah penelitian menunjukkan bahwa bedak tersebut terkontaminasi asbes.

Ahli Onkologi Prof. Zubairi Djoerban menyampaikan bahwa penggunaan bedak bayi Johnson & Johnson bisa memicu kanker ovarium karena kontaminasi asbes.

Pakar Kanker dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan American Cancer Society, bedak talc bisa menyebabkan kanker jika partikel bedak melewati Miss V, rahim, dan saluran tuba ke ovarium.

Namun, ada perbedaan temuan dalam penelitian mengenai hubungan antara bedak talc dan kanker ovarium. Beberapa penelitian melaporkan sedikit peningkatan risiko, sementara penelitian lain tidak menemukan peningkatan.

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko kanker ovarium pada kelompok tertentu, seperti perempuan yang masih memiliki saluran reproduksi utuh atau jenis kanker ovarium tertentu.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut