BATAM, iNewsBatam.id - Sejumlah organisasi yang tergabung dalam Jaringan Safe Migrant Batam Peduli Perempuan dan Anak Kota Batam menggelar Kampanye 24 Hari Penuh Kasih Sayang pada Senin (25/11/2024).
Rini Ibeth Sitio selaku ketua panitia menyampaikan, kampanye ini merupakan bagian dari peringatan nasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP), yang akan berlangsung hingga 18 Desember 2024.
"Tema kampanye tahun ini adalah 'Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban dan Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan'," kata Rini.
Kampanye ini melibatkan 15 organisasi, termasuk Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP), Yayasan Rumah Faye, Yayasan Embun Pelangi, Yayasan Lintas Nusa, dan Gembala Baik, serta organisasi lainnya.
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan mencakup pembuatan video peringatan pada tanggal-tanggal hari besar, podcast yang melibatkan tokoh perlindungan perempuan dan anak, sosialisasi pencegahan, serta pertemuan offline untuk catatan akhir tahun.
"Ke-15 lembaga anggota sepakat untuk mendorong semua pihak memberikan perlindungan kepada Migran, Perempuan, dan Anak di Kota Batam. Kampanye ini juga merupakan salah satu bentuk advokasi untuk pemerintah terkait tingginya angka kekerasan berbasis gender di Batam," ujar Rini.
Kampanye ini akan ditutup pada 18 Desember 2024, yang juga merupakan peringatan Hari Migran Internasional. Pada acara puncak tersebut, Jaringan Safe Migrant Batam akan memaparkan data penanganan kasus, tantangan, hambatan, serta strategi untuk perlindungan migran, perempuan, dan anak di masa mendatang.
Rini berharap kampanye ini dapat menjadi ujung tombak dalam menyuarakan hak-hak migran, perempuan, dan anak, serta mendorong perubahan positif di kota Batam.
Sebagai informasi, Kampanye 16HAKTP berawal dari tragedi kematian Mirabal bersaudara—Patria, Minerva, dan María Teresa—pada 25 November 1960, yang tewas dalam sebuah "kecelakaan mobil."
Mereka dibunuh oleh rezim diktator Rafael Trujillo di Republik Dominika saat berjuang melawan kekejaman pemerintah. Pembunuhan ini kemudian memicu revolusi yang berhasil menggulingkan Trujillo. Pada 1999, PBB menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Editor : Gusti Yennosa
Artikel Terkait