BATAM, iNews.id - Polemik pembebasan lahan yang dihuni warga di kawasan Baloi Kolam, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau bukanlah isu baru.
Ketua RW 016 Baloi Kolam, Sahat Tampubolon mengungkapkan isu pembebasan lahan itu sudah berembus sejak tahun 2022.
"Sejak tahun 2022 lalu, atau empat tahun silam, PT Alfinky Multi Berkat menerima alokasi lahan dari BP Batam," ujar Sahat, Jumat (25/4/2025).
Seiring waktu, pihak perusahaan mulai meminta warga untuk segera pindah dari lokasi. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh warga, yang kemudian diikuti dengan upaya mediasi dari perusahaan.
Mediasi dilakukan baik secara langsung dengan warga maupun melalui perwakilan masyarakat selama kurang lebih tiga tahun.
"Selama pertemuan, warga menyampaikan aspirasi dan keberatan mereka. Pada pertemuan terakhir, perusahaan datang ke RT 010 dan berdialog langsung dengan masyarakat," tambah Sahat.
Dalam pertemuan tersebut, perusahaan menyatakan akan menanggapi seluruh keluhan warga secara tertulis. Pada September 2024, perusahaan akhirnya menyatakan kesediaannya untuk memberikan sagu hati kepada warga terdampak. Nilainya sebesar Rp35 juta per rumah.
Sahat menegaskan bahwa perangkat RT/RW tidak pernah memaksa atau mengarahkan warga untuk menerima tawaran tersebut. Semua keputusan dikembalikan kepada warga masing-masing.
Setelah pemberitahuan resmi dari perusahaan, sejumlah warga mulai mendaftar secara sukarela. Namun, sempat terjadi penundaan pembayaran, yang membuat warga kemudian menggandeng pengacara demi menghindari konflik.
"Kalau warga langsung ke perusahaan, dikhawatirkan emosi bisa memuncak karena janji yang belum dipenuhi," jelas Sahat.
Setelah didampingi pengacara, proses pembayaran sagu hati pun dipercepat. Hingga kini, sekitar 200 warga dari RT 03 dan RT 10 telah mendaftar, dan sebanyak 130 orang di antaranya telah menerima sagu hati sebesar Rp 35 juta.
Pengambilan uang tersebut wajib dilakukan langsung oleh yang bersangkutan di kantor perusahaan.
Sahat juga menjelaskan bahwa lahan yang dialokasikan kepada PT Alfinky Multi Berkat seluas 10 hektare, dan saat ini dihuni oleh masyarakat dari dua RT yakni RT 03 dan RT 10, serta beberapa warga dari RT lain yang masuk dalam batas lahan tersebut.
"Di Baloi Kolam sendiri terdapat satu RW, yaitu RW 016 yang membawahi 10 RT. Dari keseluruhan, hanya dua RT yang terdampak langsung penggusuran, dengan jumlah sekitar 530 Kepala Keluarga," pungkas Sahat.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait