Jika Aktivitas Geologis Setiap 27,5 Juta Tahun Sekali Terjadi, Bumi Bisa Meledak Hancur Berantakan

Yudi Setyowibowo
Peristiwa geologis menunjukkan bahwa bumi memiliki detak jantung.(Foto: NASA)

JAKARTA, iNews.id - Berdasarkan studi baru-baru ini tentang peristiwa geologis kuno bahwa planet bumi memiliki 'detak jantung' aktivitas geologis yang lambat, dan stabil setiap 27,5 juta tahun sekali dan bisa menyebabkan kepunahan massal. 

Denyut peristiwa geologis yang terkumpul ini termasuk aktivitas gunung berapi, kepunahan massal, reorganisasi lempeng, kenaikan permukaan laut, dan siklus pasang surut bencana selama 27,5 juta tahun. 

Untungnya, tim peneliti mencatat bahwa bumi memiliki waktu 20 juta tahun lagi sebelum aktivitas geologis tersebut kembali berdenyut. 

“Banyak ahli percaya bahwa peristiwa geologis terjadi secara acak tapi penelitian kami memberikan bukti bahwa peristiwa geologis ini berkorelasi dan tidak acak,” kata Michael Rampino, ahli geologi Universitas New York yang dikutip Science Alert, Minggu (27/3/2022). 

Tim melakukan analisis pada usia 89 peristiwa geologis yang dipahami dengan baik dari 260 juta tahun terakhir. Dengan lebih dari delapan peristiwa yang mengubah dunia, dalam rentang waktu yang secara geologis kecil, membentuk 'denyut nadi' bencana. 

Peristiwa ini termasuk waktu kepunahan laut dan non-laut, peristiwa anoksik laut besar, letusan basal banjir kontinental, fluktuasi permukaan laut, denyut global magmatisme intraplate, dan waktu perubahan tingkat penyebaran dasar laut dan reorganisasi lempeng.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network