JAKARTA, iNewsBatam.id - Berburu takjil di bulan Ramaahan menjadi tren baru ditengah masyarakat. Bahkan keseruan tidak hanya dirasakan oleh umat Muslim, tetapi semua kalangan.
Belakangan, sedang viral fenomena non-Muslim yang turut berburu takjil. Fenomena itu disebut sebagai takjil war. Menariknya, para non-Muslim ini sudah mencuri start terlebih dahulu karena mulai berburu aneka makanan dan minuman takjil sejak pukul 15.00 WIB.
Bahkan ada juga respon balasan juga tak kalah viral, nantinya saat paskah, kaum muslim akan balas dendam dengan memborong telur.
Berbagai respon kocak pun bermunculan, namun semuanya bernada positif menandakan hubungan harmonisan antar umat beragama.
Merespons hal tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad menilai fenomena tersebut menjadi bukti kerukunan antarumat beragama.
“Seperti orang Islam untuk ikut libur Natal, ikut libur Nyepi. Hidup bersama dengan rukun,” kata Dadang dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Kamis (21/3/2024).
Dadang menilai fenomena non-Muslim ikut berburu takjil wajar. Fenomena itu justru membawa manfaat bagi para penjual takjil.
"Wajar saja memang dalam kehidupan sekarang, dalam pergaulan antarbudaya, saling mempengaruhi satu sama lain. Juga ada pengaruh ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, berburu takjil berarti berbelanja makanan. Sehingga terjadi transaksi ekonomi dan keberkahan bagi seluruh umat.
"Menjadi keberkahan tersendiri bagi penjual takjil, dan membantu pertumbuhan ekonomi selama bulan Ramadhan,” tuturnya.
Sumber: iNews Batam
Editor : Johan Utoyo