get app
inews
Aa Text
Read Next : PT MEG Tutup Tahun 2024 dengan Bakti Sosial di Rempang-Galang

Menghapus Tato, Menyambut Ampunan

Rabu, 30 April 2025 | 07:38 WIB
header img
Ifdal, peserta program Tattoo Removal Movement di Batam saat menjalani penghapusan tato di salah satu bagian tubuhnya. (Foto: Oca/iNews.id)

BAGI sebagian orang, tato adalah karya seni yang merepresentasikan ekspresi diri. Namun, tidak sedikit pula yang memandang tato sebagai simbol kenakalan, bahkan premanisme.

===================================

Pandangan ini sering menjadi beban bagi mereka yang pernah bertato namun ingin memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang lebih baik.

Ifdal (48), seorang warga Bengkong, Batam, Kepulauan Riau adalah satu di antara mereka yang berjuang melepas masa lalu.

Pria paruh baya ini memiliki tato yang sudah menempel di tubuhnya selama lebih dari 25 tahun. Namun kini, ia mantap untuk berubah.

“Tato ini saya buat saat masih muda. Sekarang saya ingin menghapusnya sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Ini bagian dari hijrah saya,” ujar Ifdal saat ditemui di Masjid Bukit Indah Sukajadi, Batam pada Senin (28/4/2024).

Menghapus tato bukan perkara mudah. Selain biaya yang tidak murah, prosesnya pun memakan waktu panjang—bisa mencapai 10 hingga 12 sesi, tergantung warna, jenis tinta, dan kedalaman tato.

Namun Ifdal merasa beruntung saat mendengar adanya program Tattoo Removal Movement dari komunitas Berani Hijrah Baik yang sedang hadir di Batam.

Program ini memberikan layanan hapus tato secara gratis. Syaratnya, bagi peserta Muslim, cukup dengan menyetorkan hafalan lima ayat dari Surah Ar-Rahman pada setiap pertemuan.

“Alhamdulillah, saya bisa ikut. 'Bayarnya' pakai hafalan Alquran, bukan uang,” ucap Ifdal haru.


Tesa Abygail, Koordinator Pusat Berani Hijrah Baik, menjelaskan bahwa program ini sudah berjalan sejak 2017.

Tujuannya bukan hanya untuk menghapus tinta di kulit, tetapi juga membantu mereka yang ingin memperbaiki hidup.

“Kami tidak menilai orang dari tatonya. Tapi kami ingin membuka peluang hidup yang lebih baik, terutama dari sisi kesehatan dan akses kerja,” ujar Tesa.

Menurutnya, masih banyak perusahaan yang mensyaratkan calon pekerja tidak memiliki tato, sehingga program ini juga membuka jalan bagi mereka yang ingin mendapatkan pekerjaan lebih layak.

Selain itu, metode yang digunakan adalah laser, yang dinilai paling aman secara medis.

Setiap peserta diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk tes HIV, diabetes, dan hepatitis C, untuk memastikan keamanan proses.

Dalam pelaksanaannya, komunitas ini juga menggandeng Puskesmas Lubukbaja untuk layanan pemeriksaan darah gratis.


Antusias masyarakat Batam pun cukup tinggi. Pada kegiatan terakhir, Minggu (27/4/2025), sebanyak 60 orang mengikuti program ini, dengan 15 di antaranya merupakan peserta baru.

“Ini musim ke-11 kami hadir di Batam. Setiap pekan kami keliling ke berbagai daerah di Indonesia,” tambah Tesa.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengikuti akun media sosial Berani Hijrah Baik. “Kami masukkan peserta ke grup WhatsApp untuk pembaruan jadwal dan persiapan,” ujarnya.

Tesa berharap program ini bisa terus berjalan dan menjangkau lebih banyak orang. Karena itu, komunitasnya selalu terbuka menerima kontribusi dari para dermawan, termasuk dalam bentuk wakaf mesin laser.

“Mesin laser yang kami bawa dari Jakarta juga hasil wakaf. Setiap donasi adalah amal jariyah yang akan terus mengalir manfaatnya,” pungkasnya.

Editor : S. Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut