IKABSU Desak Evaluasi Total Usai Ledakan Kapal Federal II di Batam

BATAM, iNewsBatam.id - Ketua Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara (IKABSU) Provinsi Kepulauan Riau, Jhonson Fidoli Sibuea, menyoroti dugaan kelalaian perusahaan dan lemahnya pengawasan pemerintah usai tragedi kebakaran kapal tanker MT Federal II di PT ASL Shipyard Indonesia, Batuaji, Batam.
Peristiwa pada Selasa (15/10/2025) itu menewaskan 10 orang dan melukai puluhan pekerja lainnya.
Jhonson menyebut insiden tersebut bukan pertama kali terjadi di lokasi yang sama. Menurutnya, pada Juni 2025 lalu, kebakaran serupa juga menewaskan empat pekerja dan menyebabkan lima orang luka-luka.
“Yang kemarin saja belum selesai, belum ada keputusan dari kepolisian dan Disnaker Provinsi. Tapi kenapa sekarang masih diperbolehkan bekerja seperti biasa?” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/10).
Ia menilai ada unsur kelalaian perusahaan yang patut diselidiki lebih jauh, terutama terkait pengawasan keselamatan kerja.
“Saya melihat ada keteledoran dari pihak perusahaan. Ini masalah serius karena menyangkut nyawa pekerja,” tegas Jhonson.
Tak hanya menyoroti perusahaan, ia juga mengkritik lemahnya pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Disnaker Provinsi Kepri, serta DPRD Kota Batam.
“DPRD Batam harus bersuara dalam kasus ini, jangan hanya diam. Karena ini bukan kejadian baru di galangan kapal Batam,” katanya.
Menurutnya, kecelakaan kerja seperti jatuhnya pekerja hingga kebakaran di industri galangan kapal Batam telah berulang kali terjadi dan menjadi bukti lemahnya sistem pengawasan.
“Sudah sering terjadi pekerja jatuh, meninggal dunia, dan sekarang kebakaran lagi. Ini bukti nyata pengawasan masih sangat lemah. Harus ada evaluasi menyeluruh,” tambahnya.
Jhonson berharap agar keselamatan kerja tidak hanya menjadi formalitas di atas kertas. Ia mendesak perusahaan dan pemerintah benar-benar memprioritaskan perlindungan terhadap pekerja.
“Pekerja itu harus dilindungi. Jangan terus-menerus jadi korban karena kelalaian sistem. Kami dari IKABSU sangat prihatin dan mendesak agar hal seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Editor : Gusti Yennosa