Kisah Umar bin Khattab Gali 13 Kuburan untuk Nabi Daniel Demi Hancurkan Kesyirikan

Vitrianda Hilba Siregar
Kisah sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab, selalu menginspirasi dan memberikan contoh teladan yang luar biasa. Foto: Ilustrasi/Ist

BATAM, iNewsBatam.id - Kisah sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab, selalu menginspirasi dan memberikan contoh teladan yang luar biasa. Salah satu peristiwa yang menonjol adalah ketika Umar bin Khattab menghadapi tantangan kesyirikan dengan cara yang sangat cermat.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Syekh Abdurrozzaq Al Badr, yang menjelaskan betapa tegasnya sikap para sahabat terhadap praktik kesyirikan, sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab-kitab sejarah.

Syekh Abdurrozzaq Al Badr mengilustrasikan kisah terkenal sahabat Umar Bin Khattab, yang diceritakan oleh Muhammad bin Ishak dengan sanad yang sahih dalam kitab "Sirah wa Maghazi".

Ketika Umar menaklukkan Kota Tustar, ditemukan sebuah mayat di sana yang terbaring di atas ranjang. Konon, mayat itu telah utuh selama 300 tahun tanpa mengalami perubahan. Di atas kepala mayat itu, ditemukan sebuah mushaf dengan tulisan bahasa penduduk Tustar. Mushaf tersebut kemudian dikirim kepada Umar bin Khattab untuk diterjemahkan.Mayat tersebut diketahui sebagai "Nabi Daniel".

Abul Aliya, seorang sahabat, ditanya tentang isi tulisan tersebut. Beliau menjelaskan bahwa tulisan itu merupakan catatan mengenai peradaban penduduk Tustar, termasuk informasi mengenai surga, neraka, dan sebagainya.

Kemudian, ketika ditanya mengenai sikap orang-orang Tustar terhadap mayat tersebut, disebutkan bahwa ketika mayat tersebut diturunkan dari ranjangnya, hujan pun turun, menimbulkan fitnah di antara penduduk Tustar.

Para sahabat, termasuk Umar bin Khattab, kemudian mengambil tindakan yang bijaksana. Mereka menggali 13 kubur yang berjauhan pada malam hari, dan mayat itu dikuburkan dalam salah satu lubang kubur tersebut. Semua kubur kemudian diratakan sehingga tidak ada yang bisa membedakan kubur yang asli.

Syekh Abdurrozzaq Al Badr menegaskan bahwa sikap para sahabat ini mengandung pelajaran yang berharga. Mereka menunjukkan ketegasan dalam menanggapi fitnah kesyirikan dan menjaga kesucian tauhid.

Ia juga menyoroti bahwa terkadang orang dapat tersesat karena mengandalkan pengalaman pribadi yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kesucian ajaran Islam dan tidak terjerumus dalam praktik-praktik yang bertentangan dengan syariat.

Sikap para sahabat, yang tegas dalam memutus mata rantai kesyirikan, patut menjadi teladan bagi umat Islam pada masa kini. Mereka tidak ragu untuk mengambil tindakan untuk menjaga kemurnian ajaran agama, bahkan jika itu melibatkan tindakan yang sulit seperti menggali kuburan dan meratakan tanah agar tidak ada yang tahu lokasi asli kuburan tersebut.

Umar Bin Khattab sendiri, pada suatu kesempatan, bertindak tegas dengan memerintahkan pohon yang dianggap berpotensi menjadi objek kesyirikan untuk ditebang. Ini menunjukkan kesungguhan para sahabat dalam memerangi segala bentuk penyimpangan dari ajaran Islam.

Sikap tersebut memberikan peringatan bagi umat Islam untuk selalu berhati-hati dan berpegang teguh pada ajaran agama yang benar, serta menghindari segala bentuk praktik yang dapat menyimpang dari tauhid dan menjurus kepada penyembahan selain Allah SWT.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network