Batam Belum Butuh Uji Coba Nyamuk Ber-Wolbachia, Kasus DBD Menurun

Pratamayude
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenke, dr Imran Pambudi. (Foto: Yude/iNewsBatam.id)

BATAM, iNewsBatam.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) menyebutkan bahwa Kota Batam di Kepulauan Riau belum memerlukan uji coba pelepasan nyamuk ber-wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah (DBD).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi, menjelaskan bahwa terjadi anomali kasus DBD di Batam dibandingkan dengan daerah lain. Sementara kasus DBD di daerah lain terus meningkat tiap tahunnya, jumlah kasus di Batam justru menurun sejak tahun 2022 hingga 2023.

Pada tahun 2023, Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat sebanyak 376 kasus DBD. Sedangkan pada tahun 2024, jumlah kasus turun menjadi 181 kasus DBD.

"Jadi dalam taraf ini, Batam belum perlu menerapkan metode nyamuk ber-wolbachia," kata dr. Imran di Batam, Kamis (27/6/2024).

Dia menyebutkan bahwa di Indonesia sudah ada uji coba penerapan nyamuk ber-wolbachia, seperti di Yogyakarta, Semarang, Kupang, Bandung, Jakarta Barat, dan Denpasar. Indonesia juga bukan satu-satunya negara yang menggunakan teknologi ini. Contohnya, Singapura, Vietnam, Brazil, dan Australia juga telah menggunakannya.

"Nyamuk ber-wolbachia ini bukan hanya digunakan di Indonesia saja dan terbukti efektif di beberapa negara tersebut," ujarnya.

Namun, dr. Imran menekankan bahwa penerapan teknologi nyamuk ber-wolbachia bukan pendekatan instan. Butuh waktu untuk melihat penurunan jumlah kasus DBD. Nyamuk ber-wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang diinfeksi dengan bakteri wolbachia.

Cara kerja bakteri wolbachia adalah, ketika diinfeksikan ke nyamuk Aedes aegypti, virus dengue yang ada dalam darah yang disedot akan mati di tubuh nyamuk yang sudah terinfeksi bakteri wolbachia. Sehingga, ketika nyamuk tersebut menggigit seseorang lagi, nyamuk tersebut tidak dapat menularkan virus dengue. Namun, metode ini baru efektif jika populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia mencapai lebih dari 60 persen.

"Beginilah cara kerjanya. Tapi, metodenya baru bisa efektif kalau populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia sudah lebih dari 60 persen," jelasnya.

Editor : Gusti Yennosa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network