JAKARTA, iNews.id - Sindrom Stevens Johnson (SJS), penyakit kulit langka yang berpotensi fatal, menjadi perbincangan publik setelah perubahan kondisi kulit mantan Presiden Joko Widodo mencuri perhatian dalam beberapa penampilan terakhir.
Ketidakhadiran Jokowi dalam upacara Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025 turut memicu spekulasi.
Ajudan pribadinya, Kompol Muhammad Fitriansyah, menjelaskan bahwa mantan kepala negara itu sedang dalam masa pemulihan dari penyakit kulit.
“Beliau masih dalam proses penyembuhan dari alergi kulit,” ujarnya, dikutip dari Sindonews, Kamis (5/6/2025).
Meski tidak ada konfirmasi resmi terkait jenis penyakit yang diderita Jokowi, sejumlah pengamat kesehatan menyebut kemungkinan gejala yang mirip dengan Sindrom Stevens Johnson, mengingat tanda-tanda visual berupa bercak gelap, iritasi, dan perubahan tekstur kulit yang terlihat.
Apa Itu Sindrom Stevens Johnson?
Dilansir dari Medical News Today, Sindrom Stevens Johnson adalah reaksi hipersensitivitas berat yang menyerang kulit dan selaput lendir. Penyakit ini seringkali dipicu oleh obat-obatan tertentu atau infeksi virus dan bakteri.
SJS termasuk kondisi langka namun serius karena dapat menyebabkan pengelupasan kulit luas dan komplikasi pada organ tubuh, bahkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Gejala dan Pemicu
Gejala awal SJS menyerupai flu, seperti demam tinggi, batuk, kelelahan, dan nyeri tenggorokan. Dalam beberapa hari, ruam merah menyebar di kulit, diikuti lepuhan, rasa nyeri, dan pengelupasan jaringan.
Pemicu umum SJS antara lain:
• Obat-obatan seperti antibiotik (sulfonamida, penisilin), allopurinol, serta obat antikejang (carbamazepine, phenytoin).
• Infeksi virus seperti herpes simplex, HIV, dan hepatitis.
• Kondisi kekebalan tubuh lemah atau gangguan autoimun.
Apakah SJS Termasuk Penyakit Autoimun?
Secara medis, SJS tidak diklasifikasikan sebagai penyakit autoimun. Namun, penderita dengan gangguan sistem imun atau riwayat penyakit autoimun lebih rentan mengalaminya.
Hal ini disebabkan oleh respons kekebalan tubuh yang ekstrem terhadap pemicu eksternal.
Penanganan dan Pengobatan
Pasien SJS membutuhkan penanganan intensif di rumah sakit. Langkah pertama adalah menghentikan pemicu, biasanya obat tertentu.
Kemudian pasien akan menjalani terapi cairan, nutrisi intravena, obat antinyeri, serta pencegahan infeksi. Dalam kasus parah, perawatan dilakukan di unit luka bakar.
Belum Ada Pernyataan Resmi
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari tim medis atau keluarga mengenai kondisi kesehatan Jokowi.
Namun, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap sindrom langka seperti SJS menjadi penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait