Marganas menambahkan bahwa dirinya tidak pernah menyebut wartawan sebagai preman. Namun, peristiwa yang terjadi membuktikan bahwa ada oknum yang menyalahgunakan identitas kewartawanan untuk melakukan tindakan di luar etika.
“Kalau kita diundang lalu dijebak, itu bukan dialog. Itu bentuk intimidasi. Saya hadir karena niat baik, tapi justru menyaksikan sendiri bagaimana standar profesi diinjak-injak,” tambahnya.
Marganas kini menyerukan agar aparat penegak hukum bertindak tegas atas insiden tersebut.
Ia menilai peristiwa ini menjadi peringatan serius bagi dunia jurnalistik agar menjaga marwah dan integritas profesi dari oknum yang mencorengnya.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait