JAKARTA, iNewsBatam.id - Hanya karena malu ditegur tetangga, seorang ayah di Muara Baru, Jakarta Utara tega menganiaya anaknya hingga tewas..
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, Usman tega melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya ini dipicu emosi dan merasa malu ditegur tetangga karena anaknya Awan telah menyerempet kaki anak tetangga.
Penganiayaan maut ini terjadi Rabu (14/12/2023) lalu di lingkungan rumah Usman di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam rekaman CCTV, terlihat kebengisan Usman yang memukul, menendang, hingga membanting korban ke jalanan.
"Akibat penganiayaan ini, korban mengalami luka di kepalanya sehingga nyawanya tak tertolong ketika dilarikan ke rumah sakit," katanya.
Atas perbuatan tersebut pelaku dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak dan Undang-undang KDRT dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara.
Sementara itu ibu korban, Halimah mengatakan bahwa suaminya tidak henti-hentinya meminta maaf karena telah melakukan kekerasan terhadap anaknya secara membabi-buta.
Tersangka penganiayaan anak kandung, Usman (44) mengaku menyesal telah melakukan penganiayaan anak kandungnya, K alias Awan (10) hingga tewas. Ia membanting anaknya hingga korban mengalami luka di kepalanya dan menghembuskan nafas terakhir saat hendak dilarikan kerumah sakit
"Biasanya hanya memukul aja, kalo si Awan lagi enggak bisa dibilangin gitu. Makanya saya enggak menyangka," Kata Halimah, Selasa (19/10/2023).
Halimah menuturkan bahwa sebelum menganiaya sang anak, suaminya sedang dalam kondisi menganggur alias tidak bekerja. Dari kondisi inilah, yang membuat suaminya tidak bisa menahan emosi terhadap anaknya.
"Suami saya buruh, (penghasilannya) enggak tentu, dia di rumah perutnya kosong, laper pengin makan, terus dia karena kecapekan dan juga karena dia enggak kerja jadi keadaan ekonomi lagi enggak ada, pada saat itu lagi enggak kerja," ungkap Halimah.
Tak hanya itu, sehari-harinya Usman bekerja sebagai buruh lepas di pelelangan ikan Muara Baru. Usman sering kali mendapatkan upah yang sangat sedikit untuk membiayai keluarganya yang terdiri dari istri dan tiga orang anak.
Bahkan, terkadang Halimah sampai harus beranjak ke rumah orang tuanya untuk makan. Menurut Halimah, pada saat kejadian dirinya sedang tidak berada di rumahnya di Muara Baru, RT 022 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
"Saya pas lagi enggak ada, saya lagi ke rumah orang tua saya. Karena saya kan kalo lagi enggak ada makan kadang-kadang ke rumah orang tua saya, makan atau apa," ungkap Halimah.
Sumber: iNews.id
Editor : Johan Utoyo