BATAM, iNewsBatam.id - Istidraj, apakah Anda sudah mengetahui hal ini? Secara situasi dan kondisi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Seseorang begitu kaya dengan harta berlimpah. Bisnis selalu lancar dan setiap proyek selalu gol. Sementara di situasi lain karier lancar terus dan berimbas pada gaji yang besar. Apa saja yang diusahkan selalu berhasil, termasuk meraih kekuasaan.
Begitulah capaiannya luar biasa dahsyat. Padahal dia jauh dari ibadah, meninggalkan sholat, mengabaikan puasa Ramadhan, haji serta ibadah lainnya. Begitu pula dia abaikan berdoa memohon kemudahan kepada Allah Ta'ala. Maka inilah yang dimaksud Istidraj
Istidraj mencerminkan pemberian kemudahan yang berkesinambungan dari Allah, namun hambaNya tersebut mengabaikan perintah agama.
Allah mengizinkan mereka merasakan kebahagiaan dalam kehidupan dunia sementara, namun pada akhirnya, mereka merasa aman dari ancaman Allah di akhirat. Padahal, Allah tidak memperhatikan mereka karena terus melalaikan perintah dan larangan-Nya.
Ini adalah makna istidraj sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Jika kamu melihat Allah memberikan harta dunia kepada seorang hamba sesuai keinginannya, padahal dia terus melakukan kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj (perangkap) dari Allah."
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sering melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap nikmat yang diterima dengan kemungkinan terjerumus ke dalam istidraj, seperti yang disampaikan oleh Ustaz dr. Raenul Bahraen dalam akun Instagramnya belum lama ini.
seorang yang berilmu seharusnya dapat membedakan antara nikmat dan istidraj dengan melakukan muhasabah secara teratur.
Dia juga menegaskan bahwa seorang yang berilmu seharusnya dapat membedakan antara nikmat dan istidraj dengan melakukan muhasabah secara teratur.
Mengenai ayat menyinggung soal ini yakni:
اَفَاَمِنُوۡا مَكۡرَ اللّٰهِ ۚ فَلَا يَاۡمَنُ مَكۡرَ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ
Afa aminoo makral laah; falaa yaamanu makral laahi illal qawmul khaasiroon
“Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.” [QS. Al-A’raf: 99]
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta