BATAM, iNewsbatam.id - Peristiwa lelaki membawa pisau berkeliaran di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau sempat menggegerkan warga.
Lelaki yang belum cukup umur berinisial AS ini diamankan polisi setelah menikam ibu kandungnya. Setelah menjalani rangkaian pemeriksaan, termasuk kejiwaannya, polisi akhirnya menyerahkan pelajar SMK itu kepada orang tuanya.
Polisi beralasan, penyerahan kembali AS kepada orang tua dimaksudkan agar ia bisa menjalani terapi kejiwaan dengan psikiater. Tindakan ini diambil untuk mengembalikan kesehatan kejiwaan AS yang diduga mengalami depresi.
Wakasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Theo Nardiyanto mengatakan, hasil pemeriksaan dengan ahli jiwa menyebutkan AS mengalami gangguan emosi. Hal ini yang memicu AS melakukan aksi penganiayaan terhadap ibunya.
"Hasil pemeriksaan awal, AS dinilai tidak mampu menguasai emosinya sehingga membuat jiwanya yang labil menjadi tidak bisa menguasai diri," ungkap Theo, Selasa (25/6/2024).
Salah satu pemicunya, AS yang merupakan anak tunggal dan mendapat kasih sayang yang maksimal dari orang tuanya terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan atau apa yang dia mau. Sehingga ketika sesuatu yang menjadi kesenangan atau kebahagiannya dihentikan secara paksa akan berefek kepada dirinya.
"Jadi ketika ibunya memaksa AS untuk menjauhi teman wanitanya, AS tidak terima namun dia tidak bisa melampiaskan marahnya tapi justru disimpan. Rasa sayang pada ibunya dan rasa sayang pada wanitanya membuat AS kesulitan memilih. Hal inilah yang diduga membuat kejiwaannya terguncang," beber Theo.
Pertimbangan lainnya menurut Theo dikembalikannya AS pada keluarga, agar AS bisa mendapat terapi secara berkala dengan psikiater untuk mengembalikan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya.
"Jika AS kita tahan maka dikhawatirkan akan semakin membuat kejiwaannya terguncang," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, AS, pelajar sebuah SMK di Batam diamankan polisi di lobi keberangkatan bandara Hang Nadim, Batam. Saat diamankan AS menenteng sebilah pisau dapur dan pakaian berlumuran darah.
Dari keterangan AS ia datang ke Bandara untuk menyerahkan diri pada polisi usai memukul ibunya hingga mengalami luka di bagian dahi dan leher. Penganiayaan itu diakui AS dilakukan tanpa sadar. Namun sebelumnya ia mengaku ditegur ibunya karena tidak melaksanakan salat subuh.
Selain itu, AS menyebutkan jika ia kecewa karena dilarang menjalin hubungan asmara dengan teman wanitanya. HN, sang ibu meminta AS untuk fokus pada pendidikan dulu.
Editor : Gusti Yennosa