get app
inews
Aa Text
Read Next : Tank Robot Shturm, Mesin Pembunuh untuk Perang Perkotaan Akan Dipakai Rusia di Ukraina

Diracun Saat Negoisasi Damai, Miliarder Rusia Mantan Bos Chelsea Roman Abramovich Buta Berjam-jam 

Selasa, 29 Maret 2022 | 10:53 WIB
header img
Miliarder Rusia mantan bos Chelsea, Roman Abrahamovic.(Foto:Ist)

KIEV, iNews.id - Miliarder Rusia Roman Abramovich mengkonfirmasi malam ini (28/3/2022) bahwa dia telah menjadi korban dari dugaan keracunan akibat senjata kimia. 

Laporan mengklaim dia menjadi buta selama beberapa jam dan kulit tangan serta wajahnya mengelupas setelah dia bergabung dengan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Pemilik Chelsea yang terkena sanksi itu dikatakan menderita gejala yang mengkhawatirkan bersama dengan dua negosiator perdamaian Ukraina, setelah dilaporkan makan coklat beracun pada pembicaraan damai. 

Dugaan serangan itu dipersalahkan pada kelompok garis keras di Moskow yang ingin menyabotase pembicaraan dan melanjutkan perang berdarah Putin. 

Meskipun demikian, beberapa orang mengatakan Abramovich mungkin telah diracuni secara salah atau bukan target sebenarnya. 

“Gejalanya termasuk mata merah, robekan terus-menerus dan menyakitkan, dan kulit mengelupas di wajah dan tangan mereka,” papar laporan Wall Street Journal. 

“Abramovich juga kehilangan penglihatannya selama beberapa jam akibat serangan di ibukota Ukraina, Kiev, awal bulan ini,” papar laporan The Guardian. 

Abramovich, ditambah dua orang Ukraina, anggota parlemen Rustem Umerov dan negosiator lainnya, mulai mengalami sakit mata yang membakar setelah pertemuan damai pada 3 Maret. 

Mereka hanya mengonsumsi cokelat dan air beberapa jam sebelumnya. Keempat anggota tim tidak jatuh sakit, meskipun memiliki makanan dan minuman yang sama dengan mereka. 

Hari berikutnya mereka pergi ke Lviv, kemudian Polandia, untuk melanjutkan pembicaraan sementara masih menderita gejala yang menyakitkan. 

Ketika mereka menuju ke Istanbul, Abramovich mengeluh kehilangan penglihatannya, dengan kulit terkelupas dari wajah dan tangannya. Dia kemudian dirawat di rumah sakit. 

Gejala ketiganya dikatakan telah mereda pada akhir pekan berikutnya. Juru bicaranya mengkonfirmasi bahwa dia menderita gejala dugaan keracunan.

Mantan kolonel senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon mengklaim keracunan itu "memiliki semua ciri khas dinas rahasia Rusia" dan Abramovich mungkin telah diserang secara tidak sengaja.

"Kami memahami para negosiator diracuni dengan organofosfat yang merupakan bahan kimia dasar dalam agen saraf," papar dia, dilansir The Sun. 

Tapi dia melanjutkan, “Tampaknya sangat aneh negosiator mereka sendiri, Abramovich terpengaruh. Entah mereka tidak peduli dengan korban sipil atau itu adalah operasi yang buruk.” 

“Kami melihat dari operasi Salisbury bahwa Rusia tidak setajam dan profesional seperti yang Anda harapkan,” papar dia. 

Namun, seorang penasihat administrasi kepresidenan Ukraina telah menolak tuduhan keracunan itu sebagai "spekulasi". 

Negosiator Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, "Ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi". 

Rustem Umerov, anggota lain dari tim perunding, mendesak orang untuk tidak mempercayai "informasi yang belum diverifikasi". 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut