get app
inews
Aa Text
Read Next : Rebutan Pulau Tujuh Babel Siap Gugat Kepri ke MK, Wamendagri: Silakan, Itu Hak Warga Negara

Mesin Ekonomi Kepri Makin Panas: Pertumbuhan Tembus 7,48%, Didukung Kuat Industri Pengolahan

Jum'at, 07 November 2025 | 13:16 WIB
header img
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto. (Foto: Yude/iNews.id)

BATAM, iNewsBatam.id - Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Kepri tumbuh 7,48 persen secara tahunan (year on year) pada triwulan III 2025, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,14 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kepri hingga triwulan III tahun ini mencapai 6,60 persen. Capaian tersebut menempatkan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera, sekaligus memberikan kontribusi 7,07 persen terhadap total PDRB Sumatera.

Pertumbuhan ini ditopang oleh sejumlah sektor utama, di antaranya industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta perdagangan besar dan eceran.

Masing-masing sektor mencatat pertumbuhan yang bervariasi mulai dari 0,47 persen hingga 19,83 persen secara tahunan.

“Penguatan juga dipengaruhi oleh keberlanjutan proyek strategis seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan industri, serta meningkatnya aktivitas pariwisata dan MICE,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto, Jumat (7/11/2025).

Selain itu, penyaluran kredit perbankan di Kepri juga meningkat signifikan. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 20,61 persen yoy, sementara pembiayaan korporasi dan UMKM masing-masing naik 26,37 persen dan 12,96 persen.

Meski pertumbuhan ekonomi menguat, inflasi di Kepri tetap terkendali. Pada Oktober 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat naik 0,36 persen secara bulanan, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi berada di level 3,01 persen.

Kenaikan inflasi terutama dipicu oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan, sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi 0,18 persen.

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah berkomitmen menjaga stabilitas harga melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

“Ke depan, perekonomian Kepri diyakini masih akan tumbuh positif, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat, aktivitas industri, dan realisasi investasi proyek strategis daerah,” kata Rony.

Editor : Gusti Yennosa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut