Trauma Anak-anak Usai Banjir Bandang Aceh Tamiang, Saat IJTI Hadir Membawa Empati
Bagi para jurnalis IJTI, momen ini menjadi pengingat bahwa profesi mereka bukan hanya soal kecepatan dan eksklusivitas berita, tetapi juga tanggung jawab moral terhadap sesama.
“Jurnalis punya hati nurani. Saat bencana seperti ini, kami ingin hadir sebagai manusia, bukan sekadar pewarta,” tambah Oca.
Banjir bandang Aceh Tamiang memang telah surut. Namun trauma dan kehilangan masih menyelimuti para korban, terutama anak-anak. Di tengah puing dan tenda darurat, kehadiran jurnalis yang memilih turun tangan memberi harapan bahwa di balik berita bencana, masih ada kepedulian yang nyata.
Di Aceh Tamiang, para jurnalis kembali belajar bahwa terkadang, berita paling kuat bukan hanya yang ditayangkan, tetapi yang benar-benar dirasakan.
Editor : Gusti Yennosa