BATAM, iNews.id - Tragedi kebakaran kapal tanker MT Federal II di galangan PT ASL Shipyard Indonesia, Batam, yang menewaskan empat orang dan melukai lima lainnya menuai sorotan dari tokoh masyarakat.
Ketua Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara (IKABSU) Kepri, Jhonson Fidoli Sibuea, menilai insiden tersebut merupakan bentuk kelalaian serius dari pihak perusahaan dan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap standar keselamatan kerja di industri galangan kapal.
Menurut Jhonson, adanya sisa kerak minyak di dalam kapal yang mudah terbakar menjadi indikator kuat bahwa standar keselamatan kerja belum dijalankan secara maksimal.
“Saya melihat ada keteledoran dari perusahaan. Kerak minyak di dalam kapal itu sangat sensitif, apalagi kalau ada percikan api sedikit saja, bisa langsung terbakar. Ini seharusnya bisa dicegah,” ujar Jhonson, Rabu (25/6/2025).
Tak hanya menyoroti perusahaan, Jhonson juga mengkritik lemahnya pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja di Kota Batam maupun tingkat Provinsi Kepri.
Ia menegaskan bahwa kecelakaan kerja di sektor galangan kapal bukan peristiwa baru dan sering kali berujung fatal.
“Sudah sering terjadi pekerja jatuh, meninggal dunia, dan sekarang kebakaran. Ini bukti nyata pengawasan masih sangat lemah. Ini harus jadi bahan evaluasi menyeluruh,” ucapnya.
Ia mendesak agar keselamatan kerja tidak hanya menjadi formalitas di atas kertas, melainkan diimplementasikan secara nyata oleh semua pihak terkait, demi mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.
“Pekerja itu harus dilindungi. Jangan sampai terus jadi korban karena kelalaian sistem. Kami dari IKABSU sangat prihatin dan mendesak agar hal seperti ini tidak terulang lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, Kapolsek Batu Aji AKP Raden Bimo Dwi Lambang membenarkan adanya korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Kebakaran terjadi saat kapal dalam proses perbaikan.
Api diduga muncul dari dalam tangki kapal saat sejumlah pekerja sedang melakukan aktivitas pengelasan atau perawatan lainnya.
“Empat orang meninggal dunia, empat orang lainnya dalam kondisi kritis, dan satu orang mengalami luka ringan. Semua korban sudah dievakuasi dan dalam penanganan medis,” ungkap Bimo.
Adapun korban meninggal dunia yakni Gunawan Sinulingga (PT MMB), Hermansyah Putra (PT OPS), Berkat Setiawan Gulo (PT MMB) dan Janu Arius (PT MMB).
Sedangkan korban luka-luka yaitu Amel Rivensky Gembiran Nababan (25), warga Perum Oase, Batuaji, Benni Silaban (28), warga Bukit Rindang, Batuaji dan Rekki Harianto Butarbutar (25), warga Komplek Kwartakarsa Perdana, Lubuk Baja. Ketiganya dirawat di RS Graha Hermine.
Selain itu, ada korban luka yang dirawat di RS Aini yakni Alatas Silaban dan Upik Hidayat. Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait