BATAM, iNewsBatam.id - Tingginya harga tiket ferry rute Batam-Singapura dan sebaliknya masih menjadi keluhan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Jelang akhir masa jabatan, Gubernur Kepri Ansar Ahmad merespons keluhan itu
dengan mengundang khusus perwakilan manajemen operator kapal ferry yang melayani rute tersebut pada Minggu (22/9/2024).
Menurut Ansar, pemerintah yang selama ini terus ditanya oleh berbagai kalangan yang menginginkan tarif tiket ferry Batam - Singapura, tentu ingin agar harga tiket kapal yang dirasa mahal ini bisa kembali turun.
"Sejak pandemi Covid-19 harga tarif tiket PP yang sebelumnya di kisaran Rp480 ribu naik menjadi Rp 760 ribu, dan ini sudah berlangsung selama dua tahun lebih. Dan ini yang terus dikeluhkan, " kata Ansar.
Ansar sendiri mendorong untuk bisa segera dibentuk tim survey yang akan membuat kajian, dengan cara turun langsung ke lapangan guna meneliti apa saja penyebab tiket tetap mahal pasca-pandemi Covid-19.
Sejauh ini kenaikan tarif tiket kapal ferry sendiri khusunya Batam - Singapura karena dipengaruhi kenaikan pajak pelabuhan, baik di pelabuhan Singapura dan Batam. Seaport tax yang awalnya hanya Rp65 ribu naik menjadi Rp100 ribu.
"Ini yang menjadi penyebab tarif tiket kapal ferry Batam ke Singapura naik, " kata dia.
Sementara itu, faktor lainnya yang mempengaruhi kenaikan tarif tiket kapal ferry, tidak ditemukan. Mulai dari bahan bakar minyak, separe part atau suku cadang dan juga biaya agen pelayaran baik di Batam dan juga Singapura.
"Kalau tidak ada kenaikan yang bisa mempengaruhi kenaikan tarif tiket, semoga harapan semua pihak, untuk bisa menurunkan tiket kapal bisa dilakukan. Agar tingkat okupansi atau isian penumpang, bisa tetap ramai," katanya
Dengan turunnya tarif tiket kapal Batam - Singapura secara otomatis juga akan berimbas kepada naiknya tingkat isian kapal itu sendiri. Termasuk akan mendorong naiknya jumlah kunjungan wisatawan luar negeri ke Kepri.
Editor : Gusti Yennosa