WASHINGTON, iNewsBatam.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kembali bahwa dirinya adalah seorang Zionis. Hal tersebut ia sampaikan dalam program 'Late Night With Seth Meyers' stasiun televisi NBC.
Meski demikian Biden juga menegaskan bahwa dirinya bukan Yahudi.
"Anda tidak perlu menjadi Yahudi untuk menjadi seorang Zionis. Saya seorang Zionis. Jika tidak ada Israel, maka tidak ada seorang Yahudi pun di dunia ini yang aman," kata Biden.
Meski demikian Biden melanjutkan, Israel seharusnya tak hanya menjamin keamanan bagi rakyatnya tapi juga terhadap warga Palestina.
"Tapi inilah kesepakatannya. Mereka juga harus memanfaatkan kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan bagi warga Israel dan Palestina yang dijadikan pion oleh Hamas," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Anadolu.
Pria 81 tahun itu menegaskan, proses gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, sedang berlangsung. Dia juga yakin konflik ini akan bergerak pada terwujudnya solusi dua negara, menghadirkan negara Palestina merdeka.
“Saya kira jika gencatan senjata sementara tercapai, kita akan bisa bergerak ke arah di mana kita dapat mengubah dinamika (mencapai solusi dua negara) guna menjamin keamanan Israel dan kemerdekaan rakyat Palestina," ujarnya.
Lebih lanjut Biden mengatakan, Israel tetap akan menyerang Rafah untuk melenyapkan Hamas. Dia sudah mendapat jaminan dari Israel untuk mengevakuasi sebagian besar pengungsi dari kota itu sebelum serangan digelar.
Biden juga mengatakan Israel telah menyetujui untuk menghentikan serangan selama Ramadan disertai dengan pertukaran tahanan.
Namun Hamas menegaskan pernyataan Biden soal gencatan senjata masih terlalu dini. Faksi perlawanan yang berkuasa di Gaza itu masih mempelajari proposal gencatan senjata yang diajukan Israel yang disampaikan dalam pertemuan di Paris, Prancis.
Sejauh ini Hamas tetap pada sikap yakni penghentian serangan secara penuh oleh Israel disertai penarikan semua pasukan dari Gaza sebelum membicarakan pertukaran tahanan.
Ini berarti Hamas mendesak gencatan senjata secara total di Gaza. Masalahnya, Israel menolak mentah-mentah usulan itu dengan memaksakan gencatan senjata sementara. Keinginan Israel itu didukung penuh AS.
Sumber: iNews.id
Editor : Johan Utoyo
Artikel Terkait