Begini Etika Syari Menyambut Bulan Suci Ramadhan 

Vitrianda Hilba Siregar
Bulan Ramadhan adalah kesempatan luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. (Foto: Ist)

BATAM, iNewsBatam.id-  Bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah sebentar lagi akan tiba. Lantas bagaimana etika syari menyambut kehadiran bulan penuh keberkahan, Ramadhan 2024.  

Syaikh Shalih Al-Fauzan حفظه الله bertutur :

وقد قارب حلوله عليكم ضيفا مباركا ووافدا كريما فاستقبلوه بالغبطة والسرور

"Sungguh telah dekat kepada kalian kedatangan tamu yang berbarokah dan utusan yang mulia ini (bulan Ramadhan), maka sambutlah dia dengan kebahagiaan dan suka cita." (Al-Mimbariyah : 1/58 )

Tak terasa, bulan Ramadhan nan mubarak tinggal menghitung hari. Sebagai seorang muslim, tentunya hal ini merupakan berita gembira yang dinanti-nantikan. Sebagaimana dahulu para Salafush Shalih senantiasa menanti dan berdoa agar dipertemukan dengan bulan mulia ini. 

Syaikh Shalih Al-Fauzan حفظه الله menyebutkan :
"(Salafush Shalih), sebagaimana yang tercantum didalam berbagai kitab yang diriwayatkan dengan sanad yang terpercaya, bahwa sebelum Ramadhan tiba, mereka memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar dapat sampai dibulan Ramadhan, mereka memohon hal tersebut karena mereka mengetahui kebaikan yang agung dan manfaat yang luas yang ada pada bulan Ramadhan.

Kemudian, apabila Ramadhan telah masuk, mereka memohon pertolongan agar dapat mengerjakan amalan shalih dibulan tersebut, dan jika Ramadhan telah berlalu, mereka memohon kepada Allah agar ibadah dan amalan sholih mereka diterima". 

Selain itu, ada beberapa etika yang sepantasnya dilakukan oleh setiap muslim/muslimah, dalam menyambut bulan Ramadhan, diantaranya :

1. Menghadirkan kegembiraan di dalam hati dan merasakan kebahagiaan akan kehadiran bulan Ramadhan.

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

"Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS.Yunus : 58)

Syaikh Shalih Al-Fauzan حفظه الله menjelaskan :
"Maka kegembiraan yang terpuji, hanyalah berlaku dengan keutamaan dan rahmat Allah, yaitu bergembira dengan petunjuk dan agama yang benar. Agama yang dibawa oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam. Terlebih lagi dimusim-musim hidayah dan amalan, sebagaimana dibulan ramadhan. Sungguh seorang yang beriman akan bersuka cita dengan kedatangannya, bergembira akan kehadirannya, senang dapat meraih kebaikan didalamnya." (Istiqbalu Syahri Ramadhan Al-Mubarok, hal 3)

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-'Abbad Al-Badr حفظه لله menerangkan :
"Seharusnya kita bersuka cita dengan kehadiran bulan ini dengan kegembiraan yang besar, merasa bahagia dengan kedatangannya, mengistimewakan dan meninggikan kedudukan bulan Ramadhan di hati kita". (Wa Jaa Syahr Ramadhan, hal 16-17)

2. Mensyukuri kedatangan Ramadhan dengan memuji Allah, sembari bertekad untuk mengisi serta memaksimalkan diri diatas ketaatan.

Tidak diragukan lagi, bahwasanya Ramadhan mubarak adalah suatu karunia dan nikmat nan agung yang Allah peruntukkan untuk hamba-hambaNya.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-'Abbad Al-Badr حفظه الله juga menuturkan :
"Hendaklah memuji Allah Jalla wa 'Ala atas karunia-Nya kepada kita berupa kehadiran bulan Ramadhan. Sebab betapa banyak orang yang mendapati bulan ramadhan yang lalu, bahkan bulan-bulan sebelumnya, namun di tahun ini mereka telah tiada, dan bisa jadi diantara kita ada yang tidak mendapati ramadhan tahun ini, atau mungkin hanya mendapati sebahagian saja dari hari Ramadhan. Sehingga sepantasnyalah seorang muslim yang Allah memuliakannya dengan mendapati ramadhan agar bersyukur dan memuji Allah atas karunia-Nya.

Dan diantara bentuk kesyukuran, adalah dengan bertekad yang kuat untuk bersemangat dan bersungguh-sungguh mengerjakan ketaatan kepada Allah. Menegakkan hak Allah Tabaraka wa Ta'ala berupa puasa, sholat malam dan berbagai bentuk ibadah yang lainnya, serta bertekad untuk menjauhi perkara² yang Allah Ta'ala haramkan". 
(Diringkas dari Wa Jaa Syahr Ramadhan, hal 17 )

3. Memperbaiki Diri Sebelum Masuknya Ramadhan

Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan, bahwa Amru bin Qois رحمه الله menuturkan :

"طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان"

"Sungguh beruntung bagi siapa yang memperbaiki dirinya sebelum masuk Ramadhan". 
Lathaif Al-Ma'arif, hal.138

Diantara bentuk memperbaiki diri adalah bertaubat dan memohon ampun atas dosa yang telah diperbuat.

Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz رحمه الله menjelaskan :
"Dan disyariatkan bagi seorang muslim untuk menyambut bulan yang mulia ini dengan taubat yang tulus dan mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah puasa & qiyamul lail dengan niat yang benar serta tekad yang jujur." 
Majmu Fatawa wa Maqolatun Mutanawwiah : 15/10

Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله menuturkan :
"Termasuk perkara yang urgen, adalah menyambut Ramadhan nan mubarak dengan taubatan nasuhah dari berbagai dosa dan kekeliruan. Karena kita semua banyak melakukan dosa, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Semua anak cucu Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat." (Riwayat At Tirmidzi no 2423, Ibnu Majah no.4241, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله )

Sehingga manusia, pastilah pernah melakukan dosa dan juga kekurangan dalam melakukan kebaikan, namun yang terbaik bagi yang telah melakukan dosa  adalah bertaubat, dan bulan ramadhan merupakan momen yang agung untuk bertaubat kepada Alloh Azza wa Jalla". (Wa Jaa Syahr Ramadhan, hal 18-19)

Termasuk bagian dari memperbaiki diri sebelum Ramadhan, adalah membekali diri dengan ilmu syar'i khususnya ilmu terkait ibadah yang akan dikerjakan dibulan tersebut, sehingga seseorang beramal di bulan ramadhan berdasarkan tuntunan syariat dan tidak mengada-ada didalam agama.

Imam Abu Abdillah Al-Bukhari رحمه الله  menyebutkan satu bab dalam kitab shahihnya, yakni "Bab Al-Ilmi Qobla Al-Qouli wal Amal" (Bab Tentang Diprioritaskannya Ilmu Sebelum Berucap & Beramal), yang mana hal tersebut merupakan kesimpulan beliau akan firman Allah Ta'ala :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ...

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu...(QS.Muhammad : 19)

Umar bin Abdil Aziz رحمه الله menuturkan :

"من عمل على غير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح"

"Barangsiapa yang beramal tanpa berdasarkan ilmu, maka itu lebih banyak merusak dibanding memperbaiki." 
 (Jami' Bayan Ilmi wa Fadhlihi : 1/131, Al-Faqih wal Mutafaqqih : 1/19 )

Imam Hasan Al-Bashri رحمه الله bertutur :

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. 

Hendaklah kalian menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun mereka meninggalkan belajar.” Miftah Daris Sa’adah : 1/300

Perjumpaanmu dengan Ramadhan bukanlah suatu kebetulan, bukan pula karena usahamu yang keras menjaga tubuh, serta bukan pula semata karena doamu.

Semua karena Allah Tabaaraka wa ta'ala.
Karena Allah telah izinkanmu untuk berada dibulan Ramadhan. Allah berkehendak atas segala sesuatu, dan Allah jadikan segala yang Allah kehendaki.

تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab

Pertemukanlah kami dengan Ramadhan-Mu Yaa Rabb ...

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ 
وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network