BATAM, iNewsBatam.id - Nasi sudah menjadi bubur, ungkapan itulah dirasakan Rahman Padak, pelaku pembunuhan terhadap Jimmy Hutasoit, Marketing perumahan Oryza Hill. Emosi yang memuncak membuatnya tega menghabisi nyawa orang yang tidak berdosa ini.
Kakek 62 tahun ini hanya bisa tertunduk lesu menyesali atas apa yang telah diperbuat. Ia pun hanya bisa pasrah menerima hukuman berat yang sudah menanti dirinya.
"Saya menyesal sekali," ujarnya dengan mimik wajah sedih.
Rahman mengaku tidak mengenal korban Jimmy Hutasoit sama sekali. Namun, karena emosi yang memuncak membuatnya kalap.
Sempat terbesit dihati untuk mengurungkan niat tersebut, sebab saat mendatangi kantor pemasaran, ia melihat korban tengah bersama seorang wanita yang kemudian diketahui sebagai istri korban.
"Kecuali perempuan, pantang bagi kami membunuh di depan perempuan karena mereka melahirkan kami," katanya lagi.
Rahman sempat pergi menjauh dan membeli satu botol air minum di warung yang berada di depan kantor pemasaran. Ia pun berfikir untuk membatalkan niatnya dan pulang ke rumah.
"Saya berfikir membatalkan niat. Ya sudah lah, besok pagi saja. Tapi bagaimana mau pulang, beras dirumah tidak ada. Tambah lagi sejak berapa hari ini istri marah-marah," lanjutnya.
Dalam kondisi bimbang itu, perempuan yang berada di kantor pemasaran tiba- tiba keluar. Niat jahat Rahman muncul kembali.
"Saya langsung masuk. Saya tanya mana pak W? dia jawab tidak ada. Saya makin marah dan langsung saya tebas," terangnya.
Usai menebas korban dan melihat darah yang bercecer, pelaku pun seperti tersadar. Penyesalan timbul dihati bapak tiga anak ini namun kemarahan yang menguasainya tak mampu dia bendung.
"Demi Tuhan saya menyesal. Saya mohon maaf pada keluarga korban. Saya menyesal," ujarnya dengan suara serak.
Editor : Johan Utoyo
Artikel Terkait