Selanjutnya, pada trimester kedua (20-24 minggu), skrining dilakukan untuk mendeteksi anomali janin dan memastikan perkembangan organ janin berjalan dengan normal.
"Evaluasi berlanjut hingga menjelang persalinan untuk memantau kesehatan janin dan mengevaluasi kemungkinan metode persalinan yang aman," papar dr. Fransiscus.
USG Fetomaternal juga dianjurkan untuk ibu hamil dengan risiko tinggi seperti kehamilan ganda, pertumbuhan janin terhambat, atau infeksi HIV/TORCH, namun tetap bisa dilakukan oleh semua ibu hamil untuk memastikan kesehatan janin.
Di National Hospital, USG Fetomaternal menggunakan perangkat USG Voluson Expert 22 yang dilengkapi dengan teknologi beamformer grafis, arsitektur Lyric untuk pemrosesan yang lebih detail, dan SonoLyst yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi anatomi janin dengan lebih akurat.
"Teknologi AI pada USG Fetomaternal mempermudah pengambilan gambar, mempercepat proses, dan meningkatkan akurasi diagnosis kelainan janin," jelas dr. Fransiscus.
Menurutnya, USG Fetomaternal dengan AI aman dilakukan kapan saja selama kehamilan tanpa efek negatif terhadap janin.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait