Kasus Pembunuhan Fabio di Batam: Mengapa Remaja Bisa Membunuh Karena Masalah Sepele?

Gusti Yennosa
O dan R (bersebo), dua remaja di Batam yang berstatus sebagai Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) usai membunuh Fabio, rekannya. (Foto: Gusti Yennosa/iNewsBatam.id)


Produk Broken Home

Lancar bercerita saat memutar lagi memorinya pada peristiwa Jumat berdarah itu, ternyata O justru terdiam saat ditanya tentang kehidupan pribadinya. Setetes air mata mengalir saat remaja kelahiran September 2008 ini mengeluarkan sebait kata rindu pada orang tuanya.

"Saya rindu orang tua saya. Sudah dua tahun kami tak bertemu dan saya tidak tahu mereka dimana. Saya rindu sekali terutama pada ibu," ujarnya sambil mengusap air mata.

Kehidupan bebas O sudah dimulai sejak ia memutuskan tak lagi melanjutkan sekolah usai tamat Sekolah Dasar. Ia mengaku sedih. Orang tuanya berpisah dan ia merasa kehilangan arah.

"Di sini saya tinggal dengan abang kandung tapi dia sudah berkeluarga juga. Saya lebih banyak hidup di luar rumah dan bebas," terangnya.

O menyadari jika ia akan menjalani hari-hari yang sangat panjang di balik jeruji besi akibat perbuatannya. "Saya pasrah. Namun jika boleh meminta, saya ingin sekali bertemu ibu dan meminta maaf. Beliau pasti kecewa karena saya sudah membuat malu keluarga," tambahnya.

O, satu dari jutaan anak anak yang bergerak bebas menjalani hidup karena lepas dari pantauan orang tua. Imajinasinya bergerak liar akibat salah pergaulan.

Perbuatan nekatnya yang seolah terstruktur terbentuk dari seringnya dia menonton film-film tentang kekerasan. Jika sudah begini, siapakah yang harus disalahkan?



Editor : S. Widodo

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network