Tesa Abygail, Koordinator Pusat Berani Hijrah Baik, menjelaskan bahwa program ini sudah berjalan sejak 2017.
Tujuannya bukan hanya untuk menghapus tinta di kulit, tetapi juga membantu mereka yang ingin memperbaiki hidup.
“Kami tidak menilai orang dari tatonya. Tapi kami ingin membuka peluang hidup yang lebih baik, terutama dari sisi kesehatan dan akses kerja,” ujar Tesa.
Menurutnya, masih banyak perusahaan yang mensyaratkan calon pekerja tidak memiliki tato, sehingga program ini juga membuka jalan bagi mereka yang ingin mendapatkan pekerjaan lebih layak.
Selain itu, metode yang digunakan adalah laser, yang dinilai paling aman secara medis.
Setiap peserta diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk tes HIV, diabetes, dan hepatitis C, untuk memastikan keamanan proses.
Dalam pelaksanaannya, komunitas ini juga menggandeng Puskesmas Lubukbaja untuk layanan pemeriksaan darah gratis.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait