BAGI sebagian orang, tato adalah karya seni yang merepresentasikan ekspresi diri. Namun, tidak sedikit pula yang memandang tato sebagai simbol kenakalan, bahkan premanisme.
===================================
Pandangan ini sering menjadi beban bagi mereka yang pernah bertato namun ingin memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang lebih baik.
Ifdal (48), seorang warga Bengkong, Batam, Kepulauan Riau adalah satu di antara mereka yang berjuang melepas masa lalu.
Pria paruh baya ini memiliki tato yang sudah menempel di tubuhnya selama lebih dari 25 tahun. Namun kini, ia mantap untuk berubah.
“Tato ini saya buat saat masih muda. Sekarang saya ingin menghapusnya sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Ini bagian dari hijrah saya,” ujar Ifdal saat ditemui di Masjid Bukit Indah Sukajadi, Batam pada Senin (28/4/2024).
Menghapus tato bukan perkara mudah. Selain biaya yang tidak murah, prosesnya pun memakan waktu panjang—bisa mencapai 10 hingga 12 sesi, tergantung warna, jenis tinta, dan kedalaman tato.
Namun Ifdal merasa beruntung saat mendengar adanya program Tattoo Removal Movement dari komunitas Berani Hijrah Baik yang sedang hadir di Batam.
Program ini memberikan layanan hapus tato secara gratis. Syaratnya, bagi peserta Muslim, cukup dengan menyetorkan hafalan lima ayat dari Surah Ar-Rahman pada setiap pertemuan.
“Alhamdulillah, saya bisa ikut. 'Bayarnya' pakai hafalan Alquran, bukan uang,” ucap Ifdal haru.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait