Mossad Tolak Operasi Darat, Serangan Israel ke Qatar Gagal Tewaskan Pemimpin Hamas

Andika Hendra Mustaqim
Intelijen Israel, Mossad. (Foto: ist)

DOHA - Upaya Israel untuk membunuh para pemimpin Hamas di Qatar menghadapi pengawasan ketat setelah laporan menyebut badan intelijen Mossad menolak melaksanakan operasi darat. Penolakan itu disebut menjadi faktor gagalnya serangan udara Israel yang tidak mengenai target utama.

Menurut laporan Washington Post, Mossad sebenarnya telah menyiapkan rencana pembunuhan rahasia di Doha dalam beberapa pekan terakhir. Namun, Kepala Mossad David Barnea menentang rencana itu.

Ia menilai serangan terhadap para pemimpin Hamas di pengasingan hanya akan merusak negosiasi penyanderaan yang sedang berlangsung serta membahayakan hubungan sensitif Israel dengan Qatar, mediator penting gencatan senjata.

Serangan Israel Jadi Bumerang

Sebagai gantinya, Israel meluncurkan serangan udara. Namun, hasilnya dianggap gagal. Hamas mengklaim para pemimpin senior mereka selamat, sementara korban jiwa hanya menimpa anggota tingkat rendah dan seorang penjaga asal Qatar.

Qatar langsung mengutuk serangan tersebut. Perdana Menteri Qatar menyatakan perundingan gencatan senjata tidak lagi “valid”.

Kondisi ini membuat keluarga sekitar 20 sandera di Gaza khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru menghancurkan peluang kesepakatan.

Hubungan Israel dengan Amerika Serikat pun ikut terguncang. Presiden Donald Trump mengatakan ia “sangat tidak senang” dengan operasi itu. Netanyahu yang berharap menuai citra kemenangan, justru menghadapi kemarahan publik di dalam negeri serta tekanan internasional.

Dukungan dan Penolakan di Tubuh Pemerintahan Israel

Meski Mossad menolak, beberapa pejabat Israel tetap mendorong operasi tersebut. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, hingga pejabat Shin Bet dilaporkan mendukung serangan.

Namun, sebagian besar lembaga pertahanan, termasuk Kepala Staf Angkatan Pertahanan Eyal Zamir dan Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi, menyarankan penundaan. Mereka menilai risiko terhadap sandera di Gaza terlalu besar.

Nitzan Alon, ketua tim negosiasi sandera Israel, bahkan disebut tidak dilibatkan dalam pertemuan, karena diasumsikan bakal menolak operasi tersebut.

Mossad dan Rekam Jejak Operasi Rahasia

Mossad dikenal berpengalaman dalam operasi rahasia di luar negeri sejak berdiri pada 1949. Sejumlah operasi besar tercatat dalam sejarah, mulai dari penangkapan Adolf Eichmann di Argentina (1960), operasi balasan terhadap kelompok Black September (1970-an), hingga pemberian intelijen untuk operasi Entebbe (1976).

Badan ini juga diduga berada di balik sabotase nuklir Iran dan pembunuhan tokoh Hizbullah maupun Hamas di luar negeri. Namun, kali ini Mossad memilih menahan diri dan menolak eksekusi di Qatar.

Eksekusi Serangan Dilakukan Kilat

Wall Street Journal menulis, delapan jet F-15 dan empat F-35 Israel meluncurkan rudal balistik dari atas Laut Merah ke arah Doha. Rencana itu dijalankan cepat agar pemerintahan Trump tidak punya banyak waktu untuk menolak.

Israel hanya memberi tahu Washington beberapa menit sebelum peluncuran. Seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut operasi itu “benar-benar tak terbayangkan”, karena pemberitahuan yang terlambat tidak memberi peluang untuk membatalkan serangan.

Pemimpin Hamas Dikabarkan Selamat

Sejauh ini, tidak ada bukti pemimpin Hamas tewas dalam serangan tersebut. Hamas justru menampilkan Khalil Al Hayya, salah satu pemimpin yang jadi target, saat menghadiri pemakaman putranya yang meninggal dalam serangan.

Netanyahu menegaskan para pemimpin Hamas di Qatar masih menjadi target. Namun, sumber keamanan Israel mempertanyakan apakah mereka memang ada di lokasi yang diserang, atau lolos berkat penggunaan amunisi presisi yang menghindari korban massal di Doha.

Editor : Gusti Yennosa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network