JAKARTA, iNewsBatam.id - Peristiwa keracunan yang menimpa seorang ibu beserta dua anaknya di Maluku setelah mengonsumsi ikan buntal telah menjadi viral di media sosial.
Tentu saja, ikan buntal memang memiliki racun. Ikan ini dikenal berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung tetrodotoxin (TTX), sebuah racun mematikan yang berasal dari makanannya. TTX tersebut terakumulasi di hati, gonad, kulit, dan usus ikan buntal.
TTX mengikat sel saraf korban, menghalangi sinyal dan akhirnya menyebabkan kelumpuhan yang berujung pada kematian. Namun, ikan buntal sendiri tidak mati karena racunnya, karena mereka memiliki mutasi genetik yang mencegah TTX untuk mengunci saraf mereka.
Fenomena resistensi terhadap TTX ini sudah berkembang berulang kali pada berbagai spesies ikan buntal. Hewan lain seperti ular dan kodok juga telah mengembangkan resistensi terhadap TTX melalui mutasi genetik yang sama.
Kekebalan terhadap TTX memberikan ikan buntal keuntungan evolusioner. Karena keberadaan racun, predator belajar untuk menghindari ikan tersebut, sehingga ikan buntal dapat memperluas pola makan mereka.
Namun demikian, mengingat racun mematikan yang dimiliki ikan buntal, pengolahan ikan ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang terlatih. Bahkan, koki yang hendak menyajikan ikan ini memerlukan sertifikasi khusus untuk memastikan penyajiannya aman.
Adapun peristiwa yang terjadi, satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan dua anaknya mengonsumsi ikan buntal yang sudah digoreng. Setelah mengonsumsi ikan tersebut, mereka mengeluhkan gejala lemas.
Sang ibu bahkan meminta suaminya untuk membawanya ke rumah sakit karena merasakan sakit pada mulut dan kerongkongannya. Sekitar pukul 10.00 WIT, ketiga korban tersebut mendapat penanganan medis di RSUD Saparua, namun sayangnya nyawa mereka tidak dapat tertolong.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta