Mossad Tolak Operasi Darat, Serangan Israel ke Qatar Gagal Tewaskan Pemimpin Hamas
Mossad dan Rekam Jejak Operasi Rahasia
Mossad dikenal berpengalaman dalam operasi rahasia di luar negeri sejak berdiri pada 1949. Sejumlah operasi besar tercatat dalam sejarah, mulai dari penangkapan Adolf Eichmann di Argentina (1960), operasi balasan terhadap kelompok Black September (1970-an), hingga pemberian intelijen untuk operasi Entebbe (1976).
Badan ini juga diduga berada di balik sabotase nuklir Iran dan pembunuhan tokoh Hizbullah maupun Hamas di luar negeri. Namun, kali ini Mossad memilih menahan diri dan menolak eksekusi di Qatar.
Eksekusi Serangan Dilakukan Kilat
Wall Street Journal menulis, delapan jet F-15 dan empat F-35 Israel meluncurkan rudal balistik dari atas Laut Merah ke arah Doha. Rencana itu dijalankan cepat agar pemerintahan Trump tidak punya banyak waktu untuk menolak.
Israel hanya memberi tahu Washington beberapa menit sebelum peluncuran. Seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut operasi itu “benar-benar tak terbayangkan”, karena pemberitahuan yang terlambat tidak memberi peluang untuk membatalkan serangan.
Pemimpin Hamas Dikabarkan Selamat
Sejauh ini, tidak ada bukti pemimpin Hamas tewas dalam serangan tersebut. Hamas justru menampilkan Khalil Al Hayya, salah satu pemimpin yang jadi target, saat menghadiri pemakaman putranya yang meninggal dalam serangan.
Netanyahu menegaskan para pemimpin Hamas di Qatar masih menjadi target. Namun, sumber keamanan Israel mempertanyakan apakah mereka memang ada di lokasi yang diserang, atau lolos berkat penggunaan amunisi presisi yang menghindari korban massal di Doha.
Editor : Gusti Yennosa