Pada hari-hari berikutnya, Malaikat Munkar-Nakir terus datang dan pergi untuk menginterogasi tukang kayu tersebut. Pertanyaan mereka selalu berkisar tentang kapak yang dimiliki tukang kayu.
Pada hari terakhir, yaitu hari ke-40, Malaikat Munkar-Nakir kembali datang menemui tukang kayu. Mereka berkata, "Hari ini kami akan kembali bertanya soal kapakmu."
Sebelum Malaikat Munkar-Nakir sempat melanjutkan pertanyaannya, tukang kayu tersebut segera melarikan diri dari kubur. Dia membuka pintu kubur dan keluar. Ternyata, di luar sudah banyak orang yang menunggunya untuk keluar dari kubur.
Si tukang kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."
Sesampai di rumah, dia berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu kapak ini, tapi selama 40 hari yang ditanyakan dan dipersoalkan oleh Malaikat Munkar-Nakir masih saja seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."
Dalam sebuah hadis sahih disebutkan bagaimana mempertanggungjawabkan soal harta.
Dari Ibnu Mas’ud RA dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?" (HR. Turmudzi).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait