Ketua DPRD Kepri Desak Penutupan Penangkaran Buaya di Pulau Bulan

Pratamayude
Salah satu buaya dari penangkaran Pulau Bulan yang berhasil ditangkap kembali oleh warga bersama tim gabungan. (Foto: ist)

BATAM, iNewsBatam.id - Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Iman Sutiawan, mendesak pemerintah untuk menutup penangkaran buaya milik PT Perkasa Jagat Karunia (PT PJK) yang terletak di Pulau Bulan, Kota Batam.

Penangkaran tersebut dianggap tidak layak dan meresahkan masyarakat setempat. Desakan ini muncul setelah insiden jebolnya kandang yang mengakibatkan sejumlah buaya lepas.

Iman Sutiawan menegaskan bahwa keberadaan PT PJK selama 36 tahun tidak memberikan manfaat apa pun bagi negara dan malah menimbulkan masalah. "Kalau bisa, lebih baik perusahaan ini ditutup. Tidak ada pajak untuk negara, tidak ada manfaat. Yang ada hanya musibah. Kondisinya tidak layak untuk penangkaran buaya," ujar Iman saat melakukan peninjauan ke lokasi pada Jumat (31/1/2025).

Selain tidak memberikan kontribusi ekonomi, penangkaran tersebut juga dianggap membahayakan masyarakat, terutama nelayan yang khawatir dengan keberadaan buaya liar yang lepas dan dapat mengancam keselamatan mereka.

Berdasarkan data yang diterima DPRD Kepri, saat ini terdapat 105 ekor buaya di penangkaran tersebut. Dari jumlah tersebut, 38 ekor buaya berhasil ditangkap kembali, sementara 66 ekor masih berada di dalam penangkaran. Tiga ekor dilaporkan mati, dan satu ekor lainnya belum ditemukan.

Iman juga meminta pihak perusahaan untuk memastikan pencarian terhadap buaya yang belum ditemukan.

"Kami ingin kepastian, kalau memang satu ekor lagi masih hilang, harus dicari. Kami juga meminta perusahaan memberikan kompensasi bagi nelayan yang terdampak," tegasnya.

Sementara itu, pihak PT PJK enggan berkomentar mengenai kondisi penangkaran mereka. Namun, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam, Tommy Steven, mengonfirmasi bahwa sebanyak 39 ekor buaya lepas dari penangkaran berdasarkan hasil stock opname pada 23 Januari 2025.

Dari jumlah tersebut, 38 ekor telah dievakuasi, dan satu ekor lainnya masih dalam pencarian.

Seorang warga Pulau Bulan, Safet, mengaku masih merasa khawatir mengenai jumlah buaya yang lepas. Mereka meragukan jumlah yang diumumkan dan khawatir ada lebih banyak buaya yang lepas dari yang dilaporkan.

Para nelayan pun terpaksa menunda melaut karena takut diserang buaya dan meminta kompensasi dari perusahaan atas kehilangan mata pencaharian mereka.

"Jumlah buaya di sana itu banyak. Apakah sudah benar segitu yang lepas? Jangan sampai hoaks seperti sebelumnya, yang katanya lima tapi ternyata lebih," ujar Safet.



Editor : S. Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network