Megat Raden Kuning Megat Dialam: Sang Penakluk Lautan dan Pembuka Negeri Lingga

Ruslan
Makam Megat Raden Kuning di Bukit Keramat, Lingga, Kepulauan Riau. (Foto: Ruslan/iNewsBatam.id)


Kisah perjalanan ini telah lama tercatat dalam Undang-Undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi, yang menjadi saksi atas jejak leluhur dalam membuka dan membangun negeri Melayu.

Namun, perjalanan Megat Raden Kuning tidak selalu mulus. Ada satu rintangan besar yang harus ia hadapi—Si Mak Yah, seorang penguasa Suku Laut yang terkenal sakti dan kejam.

Si Mak Yah bukan perempuan biasa. Ia adalah pemimpin yang ditakuti di seluruh perairan Lingga, memiliki ilmu kebatinan tinggi, dan seluruh rakyatnya tunduk kepadanya.

Namun, Megat Raden Kuning tidak gentar. Ia menantang Si Mak Yah dalam sebuah pertempuran sengit yang akan menentukan siapa yang layak menjadi penguasa sejati Pulau Lingga.

Menurut buku Mengenal dan Mengenang Kebesaran Kerajaan Lingga Riau (Tengku Husein Saleh dkk, 2007), pertarungan mereka begitu dahsyat hingga menyebabkan salah satu puncak Gunung Daik patah, menyisakan dua cabang yang masih terlihat hingga kini.

Si Mak Yah akhirnya kalah. Para pengikutnya pun bersumpah setia kepada Megat Raden Kuning, menandai berakhirnya era kekuasaan lama dan lahirnya sebuah negeri baru di bawah kepemimpinan sang Datuk Kaya.

Sebagai simbol kemenangan, setiap negeri yang ia taklukkan harus meletakkan sebutir lada ke dalam gantang. Seiring waktu, lada-lada itu memenuhi Istana Tujuh Bandung di Hulu Sungai Daik, menjadi lambang supremasi dan kebesaran Megat Raden Kuning.



Editor : S. Widodo

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network