Megat Raden Kuning bukan hanya seorang penakluk, tetapi juga seorang pemimpin bijaksana dan dihormati. Ia tidak hanya membangun negeri yang makmur, tetapi juga menyatukan berbagai suku dan kelompok masyarakat, menciptakan sistem pemerintahan yang kuat di Lingga.
Setelah wafat, jenazahnya dimakamkan di Bukit Nyiur, Hulu Sungai Lasi, di antara Kampung Sepincan dan Kampung Mading.
Konon, lokasi makamnya dahulu dikenal dengan Bukit Nyiur karena terdapat sebatang pohon nyiur yang besar.
Kini, tempat itu lebih dikenal sebagai Bukit Keramat, karena masyarakat mengkeramatkan makamnya sebagai pusaka sejarah Lingga.
Megat Raden Kuning tidak hanya meninggalkan jejak sejarah, tetapi juga warisan kepemimpinan yang tetap hidup dalam adat dan budaya masyarakat Lingga.
Sampai hari ini, kisahnya masih diceritakan sebagai sumber kebanggaan bagi masyarakat Melayu. Gunung Daik yang bercabang dua tetap menjadi simbol kejayaan, sementara Kampung Lingga Daik yang ia dirikan tetap berdiri sebagai bukti kehebatan kepemimpinan Melayu di Kepulauan Riau.
Sejarah boleh beranjak maju, tetapi nama Megat Raden Kuning akan selalu hidup dalam ingatan masyarakat Melayu sebagai sang penakluk lautan, pembuka negeri, dan pemimpin besar yang mengubah sejarah Lingga selamanya.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait