NATUNA, iNews.id - Reni hanya bisa duduk termenung di lapak sederhananya di Pasar Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada Selasa (6/5/2025).
Tangannya sesekali merapikan dagangan berupa cabai, bawang, dan sayuran segar, namun tatapannya kosong. Sejak awal bulan, pembeli semakin jarang datang.
“Sepi kali pembeli, padahal harga sudah turun. Cabai merah Rp35 ribu,” ujar Reni, pedagang yang berasal dari keluarga berdarah Batak itu.
Ia menyebut harga komoditas pokok seperti cabai merah dan cabai rawit turun hampir 50 persen.
Cabai merah yang sebelumnya Rp60 ribu per kilogram kini hanya Rp35 ribu. Cabai rawit bahkan turun dari Rp75 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram.
Namun, penurunan harga itu tak berdampak signifikan pada daya beli. “Jual 10 kilogram aja sampai tiga hari. Tunggu cabai sampai layu, itu pun belum tentu habis,” keluhnya.
Biasanya, Reni mampu menjual hingga 50 kilogram cabai merah per hari. Kini, angka itu menjadi mimpi. Padahal seluruh barang dagangannya berasal dari wilayah sekitar seperti Bunguran Batubi.
“Saya heran. Harga barang sudah turun, tetap saja minim pembeli,” ucapnya.
Situasi ini mencerminkan kondisi perekonomian yang makin sulit di Natuna. Para pelaku UMKM seperti Reni hanya bisa berharap keadaan segera membaik.
“Mudah-mudahan daya beli masyarakat naik lagi. Kami pedagang kecil ini bisa bertahan,” tutupnya dengan suara pelan.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait