BATAM, iNews.id - Dua pesawat pengebom jarak jauh H-6 milik China terdeteksi berada di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, wilayah sengketa di Laut China Selatan yang berada di utara Kepulauan Natuna, Indonesia.
Citra satelit dari Maxar Technologies mengungkap kehadiran pesawat pengebom yang mampu membawa rudal jelajah dan hulu ledak nuklir tersebut.
Para analis menilai langkah ini sebagai sinyal kuat Beijing untuk menunjukkan proyeksi kekuatan militernya di kawasan. Ini juga menjadi pertama kalinya sejak 2020, pesawat H-6 mendarat di Pulau Woody, titik strategis militer China di Paracel.
“Pengerahan ini bukan kebutuhan operasional. Ini lebih sebagai sinyal omni-directional, terhadap Filipina, Amerika Serikat, dan dinamika yang tengah berkembang di kawasan,” ujar Collin Koh, pakar pertahanan dari S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura.
Kepulauan Paracel yang diklaim oleh China dan Vietnam terletak sekitar 400 km di utara Natuna, wilayah terdepan Indonesia di Laut Natuna Utara.
Langkah terbaru China ini menambah kekhawatiran akan meningkatnya militerisasi Laut China Selatan, terutama karena wilayah ini beririsan dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Pengerahan H-6 yang telah dimodernisasi ini terjadi di tengah memanasnya hubungan China-Filipina, serta meningkatnya aktivitas militer dekat Taiwan.
Beberapa pesawat H-6 diketahui dapat membawa rudal balistik berkepala nuklir dan telah digunakan dalam latihan serangan di sekitar Taiwan, bahkan mendekati wilayah udara AS pada Juli tahun lalu.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait