KAIRO, iNewsBatam.id - Sebanyak 112 orang warga Palestina tewas terkena tembakan brutal tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan. Tidak hanya itu, puluhan warga lainnya dilaporkan luka-luka.
Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan truk-truk memuat banyak mayat serta korban luka.
Video lainnya mengungkap para korban berlumuran darah dibawa menggunakan truk, serta banyak jenazah dibungkus kain kafan.
"Kami tidak ingin bantuan seperti ini. Kami tidak ingin bantuan dan peluru disatukan. Ada banyak orang yang mati syahid," kata seorang pria dalam salah satu video, seperti dilaporkan Reuters.
Israel sempat membantah telah menyerang kerumunan warga Palestina yang sedang antre dengan dalih mereka tewas karena berdesakan terinjak-injak, serta terlindas.
Namun Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memastikan para korban tewas akibat tembakan peluru, bahkan ada yang terkena di bagian kepala.
Disebutkan ada bukti yang tidak bisa disangkal soal penembakan terhadap warga, termasuk di kepala yang ditujukan untuk membunuh secara langsung.
Selain itu keterangan dari semua saksi mengonfirmasi mereka menjadi sasaran tembakan. Serangan itu bahkan dilakukan meski tak ada ancaman apa pun terhadap pasukan Zionis.
Hamas menegaskan, serangan tersebut bisa mengganggu perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sedang berlangsung di Qatar.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kejadian itu sebagai pembantaian brutal yang dilakukan Israel.
Di Washongton DC, Gedung Putih menegaskan Presiden Joe Biden membahas insiden tragis ini serta membahasnya dengan para pemimpin Mesir dan Qatar.
Dia mengkhawatirkan kejadian itu bisa berdampak pada kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel.
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan kekhawatirannya atas kejadian itu, namun menolak menyalahkan Israel.
“Mereka adalah manusia yang berusaha mencari makan. Kami semua melihat dan berkata, 'Ada apa ini?',” kata Juru Bicara Pentagon, Patrick Ryder.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis Christophe Lemoine mengatakan, Israel bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional untuk melindungi distribusi bantuan kepada warga sipil.
Data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza sebelum kejadian ini mengungkap, korban tewas serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga 29 Februari 2024 telah menembus 30.000 orang, tepatnya 30.035.
Sumber: iNews.id
Editor : Johan Utoyo