Hal yang sama juga disampaikan oleh Imam Malik. Dalam Al-Mudawwanah beliau menegaskan,
لا تؤدى الزكاة عن الحبل، وإن ولد له يوم الفطر أو ليلة الفطر فعليه فيه الزكاة
“Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk bayi yang ada dalam kandungan. Namun jika dia terlahir pada hari idul fitri atau malam hari raya maka ayahnya berkewajiban membayarkan zakat untuk anaknya.” (Al-Mudawanah Al-Kubro, 1/388).
Imam An-Nawawi, seorang ulama besar dari mazhab Syafii, menjelaskan tentang zakat fitrah untuk bayi. Beliau menegaskan bahwa tidak wajib menunaikan zakat fitrah untuk bayi selama belum lahir sempurna pada saat matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan.
Dalam Al-Majmu’ beliau mengatakan,
لا تجب فطرة الجنين لاعلي أبيه ولا في ماله بلا خلاف عندنا ولو خرج بعضه قبل غروب الشمس وبعضه بعد غروبها ليلة الفطر لم تجب فطرته لانه في حكم الجنين ما لم يكمل خروجه منفصلا
"Zakat fitrah tidaklah wajib bagi janin, bukan merupakan kewajiban bagi ayahnya, dan tidak perlu diambil dari harta janin tersebut, tanpa adanya perbedaan pendapat di dalam madzhab Syafiiyah. Jika sebagian tubuh bayi sudah keluar sebelum matahari terbenam pada hari raya Idul Fitri, dan sebagian tubuhnya keluar setelah matahari terbenam pada malam Idul Fitri, maka zakat fitrah tidak wajib dibayarkan. Hal ini dikarenakan bayi tersebut masih dianggap sebagai janin, selama belum keluar secara utuh." (Al-Majmu’, 6/139).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta