Begini Etika Syari Menyambut Bulan Suci Ramadhan 

Vitrianda Hilba Siregar
Bulan Ramadhan adalah kesempatan luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. (Foto: Ist)

3. Memperbaiki Diri Sebelum Masuknya Ramadhan

Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan, bahwa Amru bin Qois رحمه الله menuturkan :

"طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان"

"Sungguh beruntung bagi siapa yang memperbaiki dirinya sebelum masuk Ramadhan". 
Lathaif Al-Ma'arif, hal.138

Diantara bentuk memperbaiki diri adalah bertaubat dan memohon ampun atas dosa yang telah diperbuat.

Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz رحمه الله menjelaskan :
"Dan disyariatkan bagi seorang muslim untuk menyambut bulan yang mulia ini dengan taubat yang tulus dan mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah puasa & qiyamul lail dengan niat yang benar serta tekad yang jujur." 
Majmu Fatawa wa Maqolatun Mutanawwiah : 15/10

Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله menuturkan :
"Termasuk perkara yang urgen, adalah menyambut Ramadhan nan mubarak dengan taubatan nasuhah dari berbagai dosa dan kekeliruan. Karena kita semua banyak melakukan dosa, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Semua anak cucu Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat." (Riwayat At Tirmidzi no 2423, Ibnu Majah no.4241, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله )

Sehingga manusia, pastilah pernah melakukan dosa dan juga kekurangan dalam melakukan kebaikan, namun yang terbaik bagi yang telah melakukan dosa  adalah bertaubat, dan bulan ramadhan merupakan momen yang agung untuk bertaubat kepada Alloh Azza wa Jalla". (Wa Jaa Syahr Ramadhan, hal 18-19)

Termasuk bagian dari memperbaiki diri sebelum Ramadhan, adalah membekali diri dengan ilmu syar'i khususnya ilmu terkait ibadah yang akan dikerjakan dibulan tersebut, sehingga seseorang beramal di bulan ramadhan berdasarkan tuntunan syariat dan tidak mengada-ada didalam agama.

Imam Abu Abdillah Al-Bukhari رحمه الله  menyebutkan satu bab dalam kitab shahihnya, yakni "Bab Al-Ilmi Qobla Al-Qouli wal Amal" (Bab Tentang Diprioritaskannya Ilmu Sebelum Berucap & Beramal), yang mana hal tersebut merupakan kesimpulan beliau akan firman Allah Ta'ala :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ...

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu...(QS.Muhammad : 19)

Umar bin Abdil Aziz رحمه الله menuturkan :

"من عمل على غير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح"

"Barangsiapa yang beramal tanpa berdasarkan ilmu, maka itu lebih banyak merusak dibanding memperbaiki." 
 (Jami' Bayan Ilmi wa Fadhlihi : 1/131, Al-Faqih wal Mutafaqqih : 1/19 )

Imam Hasan Al-Bashri رحمه الله bertutur :

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. 

Hendaklah kalian menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun mereka meninggalkan belajar.” Miftah Daris Sa’adah : 1/300

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network