NATUNA, iNewsBatam.id - Kasus pencabulan terhadap enam siswa lelaki yang dilakukan IM, oknum guru bahasa sekolah menengah di Bungguran Selatan, Natuna ini terus bergulir.
Diketahui, sebelum perbuatan bejad IM terkuak hingga keranah hukum, dikabarkan sempat akan dimediasi bahkan diminta untuk mutasi oleh pihak sekolah.
Namun hal itu dibantah keras oleh DI, Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Bunguran Selatan. DI mengatakan, orangtua korban belum pernah melaporkan peristiwa keji itu ke sekolah. Sehingga pihaknya membantah telah melakukan mediasi antara pelaku dengan orangtua korban.
"Wali murid atau orangtua korban belum pernah kesini selama ada kasus ini. Pihak sekolah juga tidak pernah melakukan mediasi. Justru kami atas nama pihak sekolah meminta maaf pada orang tua siswa," ujar DI.
Namun demikian, DI tidak menampik jika pihak sekolah pernah bertemu dengan keluarga korban. Tapi pertemuan itu dilakukan di luar wilayah sekolah. "Kami pernah bertemu wali murid diluar dan bukan melakukan mediasi," katanya.
DI menuturkan, pihaknya langsung memanggil dan meliburkan IM (terduga pelaku) untuk menenangkan dirinya di rumah tanggal 29 Januari lalu. Selain itu, DI juga melaporkan peristiwa itu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna.
"Kami skors untuk menenangkan masalah ini sambil kami laporkan ke dinas. Kami suruh tidak masuk agar tidak ada korban lainnya. Sekalian urus surat cuti tapi tidak cuti," katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Budiman mengatakan, kepala sekolah menyampaikan peristiwa itu pada awal Maret lalu. Laporan tersebut bukan secara tertulis melainkan hanya secara lisan.
"Kepala sekolah tidak melapor ke kami tanggal 29 Januari, tapi di awal Maret. Itu pun hanya lisan saja atau bual-bual," ujar Budiman.
Menurut Budiman, saat itu kepala sekolah menceritakan latar belakang pelaku. Sehingga pelaku diminta untuk mutasi ke sekolah lain.
Lanjut Budiman, Badan Kepegawaian dan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) juga telah menanyakan sekolah baru untuk guru yang akan dimutasi tersebut. Kemudian pihaknya melihat data kekosongan guru di sekolah dasar yang ada di wilayah Sebala.
"Beliau menceritakan siapa pelaku ini. Lalu beberapa hari kemudian, kami dihubungi BKPSDM dan menanyakan lokasi baru untuk guru yang akan dimutasi dan kami sarankan pindah ke SD Sebala karena ada guru yang mau pensiun disana," lanjutnya.
Budiman menuturkan, pelaku direncanakan mutasi ke sekolah dasar agar tidak kontak langsung dengan anak remaja. Namun belum dimutasi, pelaku sudah diamankan oleh polisi.
"Kami menganggap agar yang bersangkutan ini tidak berhubungan dengan anak remaja. Jadi disarankan mutasi kesana," pungkasnya.
Editor : Johan Utoyo
Artikel Terkait