Sementara untuk mengejar target dan menutupi kekurangan target awal sebanyak 400 hektar tersebut, pihaknya melakukan survei identifikasi calon lokasi untuk dilakukan penanaman.
"Kami melakukan survei lokasi di Kabupaten Natuna dengan menargetkan pulau-pulau terluar yang menjadi batas-batas negara," katanya.
Musyafa menjelaskan, data sementara dari hasil survey lokasi itu ada 7 hektar di Pulau Bunguran. Selain itu sekitar 35 hektar di Pulau Laut dan 1 hektar di Pulau Sedanau.
Sementara untuk Pulau Subi dan Pulau Serasan, pihaknya masih menunggu tim BRGM yang melakukan survei di lokasi itu.
"Untuk Pulau Subi dan Serasan, saat ini tim masih melakukan survei karena di sana susah sinyal dan kami masih menunggu laporan hasil identifikasi dari mereka," paparnya.
Musyafa Ahmad memaparkan, keberlangsungan ekosistem hutan mangrove ini bukan hanya menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Namun, juga dapat dijadikan untuk menjaga kedaulatan negara.
Selain itu, mangrove juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat apabila ekosistem mangrove bisa terjaga.
Ia menyebut ekosistem mangrove memiliki sejuta manfaat baik manfaat biofisik sebagai perlindungan lingkungan ada juga manfaat ekonomi sebagai tempat berkembang biaknya beberapa macam biota laut.
"Bahkan memiliki manfaat di bidang geopolitik karena bisa menjadi pelindung dari abrasinya pantai pulau-pulau terluar yang berdampak pada pergeseran batas wilayah NKRI sehingga kedaulatan negara tetap terjaga," pungkasnya.
Editor : Gusti Yennosa
Artikel Terkait