Kisah SBY Batal Diberangkatkan ke Medan Perang Diremehkan karena Kulitnya Bersih

Sucipto
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah diremehkan saat masih berpangkat mayor, diragukan untuk dikirim ke medan perang.(Foto:Instagram SBY)

SBY mengakui selama meniti kariernya di militer, dirinya tiga kali bertugas di Timor Timur pertama pada 1976-1977, kedua 1979-1980, dan ketiga 1986-1988.  

"Saya pernah bertempur di Timor Timur. Tugas negara itu saya emban ketika saya masih berpangkat Letnan, Kapten, dan Mayor dengan jabatan Komandan Peleton, Komandan Kompi, dan Komandan Batalyon,” tulis SBY di akun Instagram @sbyudhoyonoachvs. 

Dalam tulisannya, SBY menceritakan momen yang tidak dapat dilupakan saat bertugas di Timor-Timur.  

“Saat itu Subuh di tahun 1976, Batalyon Infanteri Lintas Udara 305 sedang melaksanakan pertempuran di bagian barat Timor Timur. Kompi A dipimpin Kapten Agus Widjojo berada di depan, waktu itu peleton saya beserta peleton Lettu Endiarto Sutarto mendapat tugas bergerak paling depan. Disusul peleton Lettu Zainuddin sekitar pukul 05.30 terjadi kontak tembak antara Kompi A dengan satuan lawan. Kontak tembak itu hanya berlangsung sekitar setengah jam,” tulis SBY. 

SBY juga menceritakan peristiwa yang tidak terlupakan saat bertempur di Timor Timur. Saat itu, dirinya menyaksikan seorang anak yang kehilangan ibunya akibat terkena peluru nyasar. 

"Nah, ketika kami harus melanjutkan gerakan ke depan, saya menjumpai seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun sedang menangis memeluk ibunya yang tertembak karena peluru nyasar. Meski bocah itu tidak mengerti apa arti perang apalagi politik, tapi kesedihan begitu memuncak. Ketika beberapa menit yang lalu dia masih bercanda dan berada dalam pelukan yang amat disayanginya tiba-tiba dia harus menerima musibah yang amat berat tersebut. Peristiwa yang akan mengubah masa depan dan kehidupan anak itu selamanya,” tuturnya. 

"Itu lah sisi lain peperangan. Kalau militer memang disumpah dan dilatih untuk mengemban tugas negara. Mereka tahu dan siap untuk mengorbankan jiwa dan raganya, tetapi tentu bukan penduduk sipil yang sering disebut dengan non-kombatan bahkan sering disebut pula sebagai the innocent people," tutur SBY.

Kemampuan SBY dalam memimpin pasukan diakui mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto. Melalui buku biografinya “Endriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humanis” diceritakan bagaimana kedua pasukan pernah bersama-sama berperang di palagan Timor Timur. 

”Kami pernah melaksanakan kegiatan patroli terkoordinasi dengan pasukan yang dipimpin Lettu Infanteri Susilo Bambang Yudhoyono dengan rute saling menutup. Beberapa kali kontak tembak terjadi peleton SBY dan pasukannya dengan musuh, tapi perlawanan musuh tidak pernah lama. Musuh langsung mundur dan menghilang,” tulis Endriartono Sutarto.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network