Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sering melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap nikmat yang diterima dengan kemungkinan terjerumus ke dalam istidraj, seperti yang disampaikan oleh Ustaz dr. Raenul Bahraen dalam akun Instagramnya belum lama ini.
seorang yang berilmu seharusnya dapat membedakan antara nikmat dan istidraj dengan melakukan muhasabah secara teratur.
Dia juga menegaskan bahwa seorang yang berilmu seharusnya dapat membedakan antara nikmat dan istidraj dengan melakukan muhasabah secara teratur.
Mengenai ayat menyinggung soal ini yakni:
اَفَاَمِنُوۡا مَكۡرَ اللّٰهِ ۚ فَلَا يَاۡمَنُ مَكۡرَ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ
Afa aminoo makral laah; falaa yaamanu makral laahi illal qawmul khaasiroon
“Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.” [QS. Al-A’raf: 99]
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta