JAKARTA, iNewsBatam.id - Kisah inspiratif datang dari Aliman (21), mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Uiversitas Gadjah Mada (UGM) periode III TA 2023/2024. Dia menjadi wisudawan terbaik dengan meraih IPK nyaris sempurna 3,86 dari Program Studi Akuntansi 2020.
Pria kelahiran Batam ini lulus dengan predikat cumlaude dan berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 6 bulan 2 hari.
Sebagai perantau dari kota kecil di Pulau Batam, keberhasilan Aliman menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya hingga saat ini. Dia mantap dan bangga berdiri di antara 1.423 lulusan Program Sarjana UGM saat wisuda pada akhir Mei lalu di Graha Sabha Pramana (GSP) UGM.
“Tidak pernah terpikirkan, bahkan bermimpi pun tidak, bahwa saya bisa berkuliah di UGM, salah satu universitas ternama di Indonesia,” ujar Aliman, dikutip dari laman UGM, Selasa (11/6/2024).
Aliman mengaku masih belum percaya karena merasa baru kemarin menginjakkan kaki di Yogyakarta dan melihat kemegahan Gedung Pertamina Tower milik FEB UGM. Masih terngiang pertanyaan saat awal berada di FEB UGM, 'Apakah saya bisa bertahan dan menyelesaikan studi sarjana di sini?'.
Keraguan dan kegelisahan itu segera ditepiskannya. Dia pun menjawab pertanyaan itu sebagai tantangan besar yang harus ditaklukkan.
Aliman adalah anak sulung dari dua bersaudara pasangan Tang Hiong Ie (59) dan A Cin (51). Dia lahir dan besar di sebuah kota kecil di Pulau Batam, tepatnya di Kelurahan Buliang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam.
Tang Hiong Ie, sang ayah, adalah satu-satunya tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah industri logistik di Batam.
Karena itu, Tang Hiong Ie sangat bangga melihat keberhasilan Aliman menjadi lulusan terbaik FEB UGM. Kelulusannya menjadi seorang sarjana merupakan kebanggaan tiada tara bagi keluarga besarnya.
“Saya ini menjadi sarjana pertama di dalam keluarga besar. Ayah hanya sekolah sampai kelas 3 SD sementara ibu tamat SMP,” kata Aliman.
Keinginan untuk kuliah telah muncul sejak kecil. Namun, keinginan itu kadang muncul, kadang hilang. Pada akhirnya, keinginan kuat muncul saat dia duduk di bangku SMK Putra Batam, didorong oleh kepala sekolahnya.
Bukan hanya keinginan yang kuat, Aliman juga mengimbangi dengan prestasi. Sejak belajar di SMK Putra Batam, dia sudah langganan juara kelas.
“Kepala sekolah pernah mengatakan dan menyayangkan jika saya tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dorongan kuat dari kepala sekolah dan restu orang tua memantapkan tekad saya,” ucapnya.
Meski mendapat restu dari orang tua, mereka memintanya untuk kuliah di Batam saja. Saat itu, orang tua berharap Aliman bisa mengambil kuliah kelas karyawan sambil bekerja.
Permintaan orang tua dapat dimaklumi Aliman karena mereka belum pernah mengecap pendidikan tinggi. Mereka bahkan lebih kaget ketika Aliman menyampaikan keinginan kuliah di UGM.
“Mereka terkejut karena selain jauh, juga memikirkan soal biaya. Namun, saat dinyatakan diterima Prodi Akuntansi melalui jalur SNBT pada tahun 2020, mau tidak mau orang tua memperbolehkan. Mereka terkejut, tidak menyangka anaknya bisa lolos di UGM di prodi favorit,” katanya.
Tidak ingin menjadi mahasiswa biasa-biasa saja, Aliman membuktikan kepercayaan orang tua dengan mengikuti perkuliahan dengan baik. Dia aktif mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa di kampus.
Di antaranya, dia tergabung dalam organisasi kerohanian Keluarga Mahasiswa Buddhis (Kamaddis) UGM, Badan Audit Kemahasiswaan FEB UGM, dan sejumlah kepanitiaan kegiatan kampus.
Pada tahun 2022, dia berkesempatan menjalani kerja sambilan di sebuah kantor konsultan pajak hingga saat ini. Pada tahun 2023, dia juga menjadi salah satu penerima beasiswa Bank Indonesia.
Selama perkuliahan, Aliman mencatatkan sederet prestasi, di antaranya: Juara 1 Kompetisi Gerakan Menulis #3 pada Kompetisi Esai UNY (2022), Juara 1 Kompetisi Esai LSCF UII (2022), Juara 1 Kompetisi Esai Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (2022), Juara 2 Kompetisi Penulisan Eka Citta UGM (2022), Juara 2 Kompetisi Esai UPI (2022).
Pada tahun 2023, dia meraih Juara 1 Kompetisi Esai Bank Indonesia, Juara 2 Kompetisi Esai Nasional Demokratia UNS, Juara 2 Kompetisi Esai Cendekia Days UGM, dan Top 9 Taxplore Fiscal Policy Competition UI.
Aliman memiliki cerita menarik di akhir masa kuliah. Saat menyelesaikan tugas akhir (skripsi), dia terpaksa meminjam laptop temannya karena miliknya tidak mendukung pengolahan data.
“Saya memiliki laptop, tetapi tidak mendukung pengolahan data dengan software khusus, sehingga harus meminjam laptop teman,” ujarnya.
Dia sempat mengajukan peminjaman laptop ke FEB UGM tetapi persediaan telah habis. Terpaksa dia meminjam laptop teman dan berhasil menyelesaikan skripsi berjudul "Pengaruh Literasi Perpajakan dan Kenaikan Tarif PPN Indonesia Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa dalam Platform Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)".
Bagi Aliman, wisuda dan meraih gelar sarjana bukanlah akhir, tetapi momentum awal untuk petualangan berikutnya. Keberhasilan ini, menurutnya, adalah bukti usaha keras, semangat pantang menyerah, pengelolaan waktu, dan doa orang tua.
Orang tuanya menanamkan satu nilai yang selalu dipegang hingga kini, yaitu untuk selalu serius dalam mengerjakan segala hal agar mendapatkan hasil maksimal.
“Pesan orang tua itu selalu saya pegang. Apabila sudah berusaha maksimal namun hasilnya tidak sesuai harapan, jangan putus asa karena pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Jika berhasil, jangan lekas berpuas diri tetapi tetap rendah hati,” ucapnya.
Sang ibu, A Cin, sangat bahagia putra sulungnya bisa lulus dari UGM. Dia sangat tidak menyangka Aliman bisa kuliah dan lulus dengan baik dengan nilai yang sangat memuaskan.
Dia berharap Aliman bisa menjadi orang yang sukses dan berhasil mewujudkan cita-citanya.
Menurutnya, pencapaian Aliman tidak lepas dari dukungan FEB UGM yang sangat mendukung mahasiswanya untuk mengembangkan potensi diri.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta