Untuk mengatasi masalah jangka panjang, Ginda mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan pipa yang dapat menampung suplai air lebih besar.
"Kami menargetkan penyelesaian proyek pada 22 Desember dengan kapasitas produksi 730 lps di DAM Duriangkang dan DAM Tembesi. Dengan demikian, kebutuhan air warga Batam diharapkan dapat tercukupi," ungkapnya.
Ketua DPRD Batam, Nuryanto, menilai layanan air bersih Batam belum optimal sejak dikelola oleh PT ABH.
"Masih banyak laporan dan keluhan masyarakat tentang distribusi air bersih. PT ABH seharusnya memberikan penjelasan mengenai masalah kualitas air yang dilaporkan," kata Nuryanto.
Ia menekankan bahwa air merupakan kebutuhan pokok dan menjadi kewajiban negara untuk memberikan layanan dengan tanggung jawab.
"Masalah ini perlu ditangani secara serius untuk mencegah aksi masyarakat. Penjelasan dan solusi konkret dari pihak ABH sangat penting," tambahnya.
DPRD Batam telah memanggil pihak terkait untuk membahas persoalan ini. Nuryanto menjelaskan bahwa sementara ada proses pergantian pipa, masalah distribusi air masih menjadi tantangan utama.
"Kami mendorong agar mereka lebih aktif mensosialisasikan masalah ini kepada masyarakat," pungkasnya.
Editor : Gusti Yennosa