Kronologi Penganiayaan 3 Remaja oleh Sekuriti di Batam

Aksi main hakim sendiri pada anak di bawah umur tersebut membuat keluarga korban meradang. Mereka tidak terima, termasuk kakak Ri yang seorang anggota kepolisian.
Usai mengobati korban yang babak belur dianiaya berat, ketiga keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Kepri.
Sementara, Ketua Perkumpulan Komisioner Perlindungan Anak Indonesia Daerah (PKPAID) Kepri, Eri Syahrial sangat mengecam tindakan penganiayaan berat yang dilakukan sekuriti kawasan Botania 2 kepada ketiga korban yang masih berusia remaja.
"Ini termasuk penganiayaan berat dan tidak pantas dialami siapun, apalagi usia anak atau pelajar yang masih sekolah," ujar Eri geram.
Tuduhan sebagai pelaku pencurian juga tidak berdasarkan karena tidak ada alat bukti. Apalagi saat itu aktivitas sudah di lokasi pasar dan komplek saat itu.
"Seandainya mereka adalah pencuri yang tertangkap tangan, maka perlakuan penganiayaan seperti ini tidak mestinya terjadi. Apalagi mereka diduga kuat tidak melakukan pencurian," kata Eri.
Hal tersebut berdasarkan keterangan keseharian anak ini pelajar yang suka berjalan atau berkumpul bertiga karena tinggal berdekatan rumah. Kondisi ekonomi keluarga korban juga mampu sehingga tidak ada alasan mereka melakukan pencurian.
"Saya mendesak pihak Polda Kepri segera memproses dan menahan pelaku yang sudah melakukan penganiayaan berat pada anak," pungkasnya.
Editor : S. Widodo