BATAM, iNews.id - Nama Intan (20) mungkin tak dikenal banyak orang. Namun kisah yang menimpanya, kini mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya.
Sejak tiba di Batam setahun lalu, Intan hanya ingin bekerja dan membantu keluarga. Tapi bukannya mendapat perlakuan layak, ia justru disambut dengan kekerasan yang tak terbayangkan.
Asisten rumah tangga asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur itu, menjadi korban penyiksaan oleh majikannya sendiri di sebuah rumah di kawasan elite, Sukajadi, Batam.
Ia bukan hanya dipukul, dihina, dan dilucuti martabatnya sebagai manusia, tapi juga dipaksa melakukan hal di luar batas nalar: makan kotoran anjing dan minum air dari septic tank.
Tak cukup sampai di situ. Sepanjang bekerja sejak Juni 2024, Intan mengaku tidak pernah menerima gaji sepeser pun. Ia dijanjikan gaji Rp1,8 juta per bulan.
“Dia sudah kerja setahun, tapi dari awal gaji tidak dibayar. Kerjanya serba salah. Ngepel salah, nyapu salah. Bahkan ngambil makan pun dituduh mencuri,” kata Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba, saat ditemui di Batam, Senin (23/6/2025).
Tak Pernah Dipanggil dengan Nama, Hanya Dihina
Menurut Yosep, Intan juga tidak pernah dipanggil dengan namanya sendiri. Ia hanya dikenali lewat umpatan nama binatang hingga sebutan 'pelacur'.
Hak-haknya sebagai pekerja domestik sama sekali diabaikan. Ia tidak diperbolehkan menggunakan handphone, tak bebas keluar rumah, bahkan hanya bisa berdiri sampai gerbang.
Selama dua bulan terakhir, kekerasan makin menjadi-jadi. Setiap malam, tubuhnya jadi sasaran pelampiasan.
Bahkan sepupunya sendiri, Merlin, yang juga bekerja di rumah itu, ikut terpaksa memukulinya. "Kalau tidak mau mukul, dia yang akan dipukul," ungkap Yosep.
Editor : S. Widodo
Artikel Terkait