NEW YORK, iNewsBatam.id - Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, Amerika Serikat (AS) memiliki tanggung jawab penuh atas tingginya jumlah kematian di Gaza.
Menurutnya, berjatuhannya korban jiwa di wilayah Palestina itu sebagai akibat dari veto yang digunakan AS dalam berbagai pertemuan Dewan Keamanan. "Washington memikul tanggung jawab penuh atas jumlah korban sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya dari eskalasi (konflik Israel-Palestina) ini," kata Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang keamanan pangan, Selasa (27/2/2024).
Vassily Nebenzia menuturkan, jumlah korban jiwa sekarang mendekati 30.000 orang. Dan itu adalah dampak dari veto Amerika di Dewan Keamanan terkait Gaza," ujar diplomat itu.
Nebenzia juga mendesak para anggota Dewan PBB untuk tidak mengesahkan resolusi yang baru diusulkan AS tentang Gaza. Pasalnya, rancangan resolusi itu menurut dia hanya berisi "izin lain" yang diberikan kepada Israel untuk membantai penduduk Gaza.
Sebelumnya pada Selasa, koordinator kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan bahwa kelaparan yang meluas hampir tak terhindarkan di Gaza. Anak-anak di wilayah kantong Palestina itu kini menghadapi malanutrisi karena ketiadaan bahan pangan.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza lewat operasi yang disebut "Banjir al-Aqsa". Serangan tersebut menewaskan 1.200 orang Israel.
Hamas juga menawan sekitar 240 penduduk zionis lainnya pada waktu itu.
Israel lalu melancarkan serangan balik, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para tawanan.
Sampai sejauh ini, setidaknya 29.700 orang telah gugur akibat serangan brutal zionis di Jalur Gaza. Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan tawanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata sempat diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 tawanan diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Sumber: iNews.id
Editor : Johan Utoyo