Setahun kemudian, pada 2024, melonjak ke 33,94 juta transaksi dengan nilai Rp5,03 triliun. Sementara pada 2025, meski baru sampai Mei, jumlah transaksi sudah menyentuh 23,64 juta.
Menurut Rony, penggunaan QRIS kini juga mulai merambah transaksi lintas negara, terutama oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kepri dari Singapura dan Malaysia.
“Transaksi QRIS lintas batas makin relevan, terutama bagi Kepri yang berada di kawasan perbatasan. Ini membuka peluang besar bagi sektor pariwisata dan UMKM lokal,” jelasnya.
Keberhasilan ekspansi QRIS di Kepri, kata dia, tak lepas dari kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga lembaga keuangan.
BI Kepri pun berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran di berbagai sektor, termasuk transportasi dan layanan publik.
“QRIS bukan sekadar alat bayar, tapi jembatan menuju ekonomi digital yang inklusif. Kami akan terus melakukan edukasi dan perluasan akses, termasuk ke daerah hinterland,” tegas Rony.
Editor : Gusti Yennosa
Artikel Terkait